Tidak semua yang tau mengetahui ketahuan mereka, asap takkan ada ketika api musnah. Hidupkan kehidupan ini kembali, peradaban yang sebenarnya membunuh kehidupan ini, senantiasa dinanti tapi andai kau tau peradapan harusnya kita benci dan caci.
Kita hidup sekarang telah tersistem oleh peradapan halnya strategi perang telah terangkum dalam hidup sekarang ini. Hidupkah anda, mimpikah anda, terjagakah anda, ya, di sini, sekarang dan waktu ini, tapi besok, lusa, bahkan detik berikutnya masihkah ada sebuah perumpamaan yang terbuat dari batu apung. Mengambang.
Jejakkan langkah sebelum terlambat, pandangi malam gelap, sendiri, temukan setiap arti pergerakan malam, jangan sesali setiap kejadian di pagi hari. Angin telah terlelap jauh di dalam hutan belantara, kesegaran dan kebersihannya telah di tinggalkan disana tanpa ada seorang yang menyangka sebenarnya angin telah memberi pertanda akan datangnya bahaya di sekitar kita. Hembusan itu datang lagi ketika keterlelapannya terjaga oleh kita –dalam artian tidak semua kita, tapi sudah kebanyakan dari kita- yang melintas tanpa basa basi. Surga kita telah dirusak oleh kita sendiri, kaum, sebutlah begitu adanya hanya sepenggal pengetahuan dari tak terhingga pengetahuan dan fungsi yang menjadikan seperti ini.
Jika di Tanya mengapa? Jawaban mereka tak sama dengan jawaban kita, bicara mereka kasar, bicara mereka merusak, bicara mereka memusnahkan, ya, itulah bicara mereka, dan itu hak mereka. Apa kita juga telah seperti mereka, ya, duluan kita, ada dan tiada dari hukum itu telah menjadikan mereka meminta dari apa yang sebenarnya jadi hak mereka, kita tidak bisa mengambil dari apa yang mereka punya.
Hidup mati senang susah dan segala keterbalikan di sini telah diprasastikan tuhan, kita hanyalah sebatas item yang terlengkap yang terdapat di sini, buktikan kalu semua itu berjalan beriring, berdampingan satu sama lain melengkapi. Cerminkan diri kita pada mereka, semakin jauh semakin sedikit sebaliknya dengan keadaan kita. Harusnya semua mengetahui dan memahami dengan apa yang terjadi saat ini, semakin tua. Ya, semakin tua. Semua. Mari peradaban ini kita luruskan menjadi satu kesatuan, terpadu melengkapi peradapan yang semakin tak karuan. Hidupkan kehidupan kembali, peradapan biarlah terjadi dengan jati diri peradapan, kita dan mereka harusnya bersalaman tanda perdamaian telah tercapai.
Selamanya tak bisa kita bermusuhan dengan peradaban jika kita, ya, maka diri sendirilah yang sebenarnya dimusuhi. Thinking is confusing. It doesn’t matter if we can handle it.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar sesuai dengan isi artikel.