Gambaran rasa yang terpendam di dalam hari saya. Puisi ini teruntuk mantan kekasihku (sekarang sudah menjadi isteriku) yang belum memberikan jawaban atas pertanaanku saat itu, tercipta bulan Agustus 2004.
apapun adanya diri ini
aku hanya mau kau sayangi
layaknya seorang kekasih
sesak dada ku pikirkan nasib
hai kau yang kupikir
kuingin kau denganku
jangan tambah sakit hati ini
siksaan rasa lebih sakit
jika kamu tak imbangi rasa ini
jujur ku katakan padamu
sungguh aku inginkanmu
berjalan bersama mesra indah
tebaran cahya bulan bintang sebagai saksi
antara kau dan aku satu
hariku mati bila begini lagi
layaknya dari dulu
aku kalah dalam rasa
tangis itu menambah asa
semakin tak jelas arahnya
kamu yang di sana, aku ingin kita satu
semua tanya ragu dan rancau jadi lurus
selurus perasaan ini padamu.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar sesuai dengan isi artikel.