Setiap manusia pasti menginginkan kehidupan yang bahagia, sejahtera, dan saya yakin tidak semua orang (sebagian kecil orang) tidak menginginkan banyak harta dan benda. Kaya.
Sistem Liberalisme menonjolkan kekayaan duniawi manusia di zaman sekarang ini, nilai dari sebuah kekayaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan ilmu. Kekayaan itu apa? secara sederhananya adalah banyak uang, ketika orang memiliki uang yang tak terbatas maka mereka dapat membeli dan memiliki apa yang mereka mau, seperti emas, berlian, mobil, rumah, pulau, jabatan, bahkan diri orang lain dapat dibelinya.
Saya membayangkan betapa naifnya kita sebagai manusia setia kepada uang, yang apabila dianya rusak maka tidak punya nilai tukar. Dulu jauh sebelum ada uang, tidak ada manusia yang miskin dan kaya, manusia selalu dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Prisip kegotongroyongan, saling toleransi dan memberi sangat kental sebelum kedatangan alat tukar yang satu ini. Bagaimana tidak, sebagai contohnya, Parjo tidak memiliki batu untuk membuat rumah tapi dia mempunyai banyak kelapa, sedangkan isteri Parmin tidak memiliki Kelapa untuk memasak tapi mempunyai batu yang belum digunakannya. Nah ketika interksi terjadi, mereka tidak memerlukan uang guna mencukupi atau melengkapi kebutuhan mereka, barter diantara bahan-bahan tadi sudah cukup untuk saling melengkapi dan masih banyak lagi sendi-sendi kehidupan ini yang dilakukan dengan cara barter.
Pernah saya mendengar dari obrolan sesama teman, belakangan ini mesin utama ekonomi dunia adalah Amerika Serikat mengalami stagnasi pertumbuhan ekonomi, bisa dikatakan perekonomian negara itu sedang lesu. Salah satu cara untuk mengembalikan pamor adalah dengan mencetak $ sebanyak-banyaknya, sehingga mereka dapat membeli dengan $ itu, yang menjadi pertanyaan adalah apakah mereka mempuang cadangan emas yang setara dengan nilai cetak $ nya. Perlu di ketahui apabila suatu negara akan mencetak uang, negara tersebut harus mempunyai cadangan emas.
Mari kita cermati kembali, kehidupan ini dikendalikan oleh uang tapi itu hanya berlaku buat raga atau tubuh kita, tapi uang tidak akan berlaku buat jiwa kita. Biarlah jiwa ini bebas merdeka dengan jalan menerima keseluruhan konsep kehidupan kita, jalan hidup kita dan yang satu pasti kita tidak akan pernah kekurangan atau menjadi jiwa yang miskin, yang ada hanyalah raga miskin. Apakah kita menginginkan jiwa dan raga ini tidak miskin? jawabannya simple yaitu berusaha dan berdoalah kepada sang pencipta jagad raya ini, Allah SWT, beriman dan bertaqwa.
Uang tidak selalu memberikan kebahagiann, tanpa uang sepeserpun sekarang ini kita juga tidak bisa bahagia. Sekarang ini kita telah masuk kedalam konsep Liberalisme, mau tak mau, suka tak suka kita harus ikut dan mengikutinya, tapi yang pasti kita akan tetap bisa hidup selama kita mau berusaha dan berdoa. Life is Stunggel, no one can reach a will without a do.
Saya membayangkan betapa naifnya kita sebagai manusia setia kepada uang, yang apabila dianya rusak maka tidak punya nilai tukar. Dulu jauh sebelum ada uang, tidak ada manusia yang miskin dan kaya, manusia selalu dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Prisip kegotongroyongan, saling toleransi dan memberi sangat kental sebelum kedatangan alat tukar yang satu ini. Bagaimana tidak, sebagai contohnya, Parjo tidak memiliki batu untuk membuat rumah tapi dia mempunyai banyak kelapa, sedangkan isteri Parmin tidak memiliki Kelapa untuk memasak tapi mempunyai batu yang belum digunakannya. Nah ketika interksi terjadi, mereka tidak memerlukan uang guna mencukupi atau melengkapi kebutuhan mereka, barter diantara bahan-bahan tadi sudah cukup untuk saling melengkapi dan masih banyak lagi sendi-sendi kehidupan ini yang dilakukan dengan cara barter.
Pernah saya mendengar dari obrolan sesama teman, belakangan ini mesin utama ekonomi dunia adalah Amerika Serikat mengalami stagnasi pertumbuhan ekonomi, bisa dikatakan perekonomian negara itu sedang lesu. Salah satu cara untuk mengembalikan pamor adalah dengan mencetak $ sebanyak-banyaknya, sehingga mereka dapat membeli dengan $ itu, yang menjadi pertanyaan adalah apakah mereka mempuang cadangan emas yang setara dengan nilai cetak $ nya. Perlu di ketahui apabila suatu negara akan mencetak uang, negara tersebut harus mempunyai cadangan emas.
Mari kita cermati kembali, kehidupan ini dikendalikan oleh uang tapi itu hanya berlaku buat raga atau tubuh kita, tapi uang tidak akan berlaku buat jiwa kita. Biarlah jiwa ini bebas merdeka dengan jalan menerima keseluruhan konsep kehidupan kita, jalan hidup kita dan yang satu pasti kita tidak akan pernah kekurangan atau menjadi jiwa yang miskin, yang ada hanyalah raga miskin. Apakah kita menginginkan jiwa dan raga ini tidak miskin? jawabannya simple yaitu berusaha dan berdoalah kepada sang pencipta jagad raya ini, Allah SWT, beriman dan bertaqwa.
Uang tidak selalu memberikan kebahagiann, tanpa uang sepeserpun sekarang ini kita juga tidak bisa bahagia. Sekarang ini kita telah masuk kedalam konsep Liberalisme, mau tak mau, suka tak suka kita harus ikut dan mengikutinya, tapi yang pasti kita akan tetap bisa hidup selama kita mau berusaha dan berdoa. Life is Stunggel, no one can reach a will without a do.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar sesuai dengan isi artikel.