This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 16 September 2009

A Historical Glimpse

The first known hominid inhabitant of Indonesia was the so-called "Java Man", or Homo erectus, who lived here half a million years ago. Some 60,000 years ago, the ancestors of the present-day Papuans move eastward through these islands, eventually reaching New Guinea and Australia some 30-40,000 years ago.

Much later, in about the fourth millennium B.C., they were followed by the ancestors of the modern-day Malays, Javanese and other Malayo-Polynesian groups who now make up the bulk of Indonesia's population.

Trade contracts with India, China and the mainland of Southeast Asia brought outside cultural and religious influences to Indonesia. One of the first Indianized empires, known to us now as Sriwijaya, was located on the coast of Sumatra around the strategic straits of Malacca, serving as the hub of a trading network that reached to many parts of the archipelago more than a thousand years ago.

On neighboring Java, large kingdoms of the interior of the island erected scores of exquisite of religious monuments, such as Borobudur, the largest Buddhist monument in the world. The last and most powerful of these early Hindu-Javanese kingdoms, the 14th century Majapahit Empire, once controlled and influenced much of what is now known as Indonesia, maintaining contacts with trading outposts as far away as the west coast of Papua New Guinea.

Indian Muslim traders began spreading Islam in Indonesia in the eighth and ninth centuries. By the time Marco Polo visited North Sumatra at the end of the 13th century, the first Islamic states were already established there. Soon afterwards, rulers on Java's north coast adopted the new creed and conquered the Hindu-based Majapahit Empire in the Javanese hinterland. The faith gradually spread throughout archipelago, and Indonesia is today the world's largest Islamic nation.

Indonesia's abundant spices first brought Portuguese merchants to the key trading port of Malacca in 1511. Prized for their flavor, spices such as cloves, nutmeg and mace were also believed to cure everything from the plague to venereal disease, and were literally worth their weight in gold. The Dutch eventually wrested control of the spice trade from Portuguese, and the tenacious Dutch East India Company (known by initials VOC) established a spice monopoly which lasted well into the 18th century. During the 19th century, the Dutch began sugar and coffee cultivation on Java, which was soon providing three-fourths of the world supply of coffee.

By the turn of the 20th century, nationalist stirring, brought about by nearly three centuries of oppressive colonial rule, began to challenge the Dutch presence in Indonesia. A four-year guerilla war led by nationalists against the Dutch on Java after World War II, along with successful diplomatic maneuverings abroad, helped bring about independence. The Republic of Indonesia, officially proclaimed on August 17th, 1945, gained sovereignty four years later.

During the first two decades of independence, the republic was dominated by the charismatic figure of Sukarno, one of the early nationalists who had been imprisoned by the Dutch. General (ret.) Soeharto eased Sukarno from power in 1967. Indonesia's economy was sustained throughout the 1970's, almost exclusively by oil export.

The Asian financial crisis, which broke out in mid-1997, paralyzed the Indonesian economy with the rupiah losing 80% of its value against the US dollar at the peak of the turmoil.

On May 21, 1998, Soeharto resigned after 32 years in power and was replaced by B.J. Habibie following bloody violence and riots. Indonesia held its first democratic election in October 1999, which put Abdurrahman 'Gus Dur' Wahid in the role of president. At 2001 fourth president is Megawati Soekarno Putri, 2004-2009 is Susilo Bambang Yudhoyono be 5th presiden. General Electrical he be president again until 2014.

Selasa, 15 September 2009

Osama ancam Barack Obama

Pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, kembali tampil dalam publikasi terbaru rekaman video pernyataannya. Kali ini dia mengancam pemerintahan Presiden AS Barack Obama yang berhubungan erat dengan pemerintah Israel.

Dalam pesan video yang ditayangkan melalui sebuah situs internet yang selama ini dikenal sering menjadi media untuk mempublikasikan pesannya itu, Senin (14/9), Osama menyerukan rakyat Amerika agar membebaskan diri dari ketakutan dan terorisme ideologi kelompok berhaluan neo-konservatif dan kelompok lobi Israel. ”Alasan pertentangan kita adalah dukungan kalian terhadap sekutu kalian, Israel, yang menguasai tanah kami di Palestina,” tegas Osama dalam pesan sepanjang 11 menit bertajuk Pernyataan untuk Rakyat Amerika itu.

Pesan ini muncul hanya beberapa waktu setelah berlangsungnya peringatan sewindu terjadinya tragedi serangan 11 September 2001. Sebelum ini Osama kali terakhir merilis pernyataan Juni lalu menjelang pidato Presiden Obama di Kairo, Mesir. Pidato Obama kala itu dinilai monumental karena isinya menegaskan upaya merangkul masyarakat muslim.

Segelintir orang
Osama dalam pesan itu menyebut pula bahwa selama ini belum ada perubahan dalam kebijakan politik Amerika karena Presiden Obama masih mempertahankan orang dari pemerintahan Presiden George W Bush seperti Menteri Pertahanan Robert Gates. ”Kalau kalian sadar, kalian bakal tahu kalau Gedung Putih sebenarnya dikuasai segelintir kelompok yang berkepentingan,” katanya. ”Bukannya berjuang untuk membebaskan Irak seperti yang biasa disebut Bush, mereka (Gedung Putih) seharusnya membebaskan diri mereka sendiri,” imbuhnya.

Osama juga berkomentar soal kegiatan pasukan AS di Afghanistan yang berupaya mendukung pemerintah negeri itu membasmi aktivitas kelompok Taliban yang dianggap menjadi sekutu utama Al Qaeda, serta dukungan AS terhadap Pakistan yang juga tengah berupaya keras menggulung berbagai kelompok militan yang bermarkas di wilayahnya.
”Jika kalian menghentikan perang, itu bagus. Tapi jika tidak kami tak punya pilihan selain melanjutkan perang mati-matian di semua front. Jika kalian mencari selamat dan menghentikan perang seperti yang diharapkan dalam berbagai jajak pendapat, kami siap menanggapinya,” tegas pernyataan itu. ”Kalian hanya ganti wajah di Gedung Putih,” sebut Osama, merujuk pada Obama yang tahun ini menggantikan Bush. ”Obama itu lemah, dia takkan bisa menghentikan peperangan,” tukasnya.

Senin, 14 September 2009

Aksi penyelamatan lingkungan di perkantoran

Krisis Lingkungan semakin hari semakin tambah parah mulai dari pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang berdampak global seperti Jebolnya Lapisan Ozon, perubahan iklim dan hujan asam (mengakibatkan dampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia). Maupun dampak regional dan lokal seperti Pencemaran air, udara, Pembabatan hutan, banjir dan sampah, tanah longsor, erosi.

Dampak dari pencemaran dan kerusakan Lingkungan dapat mengganggu kelestarian ekosistem, seperti : Bumi makin panas, mata air mengecil / mati dan masih banyak lagi dampak terhadap kesehatan seperti : meningkatnya penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), diare dan muntaber.

Untuk mengerem laju Pencemaran dan kerusakan lingkungan bukan hanya mengandalkan peran Pemerintah, Proyek LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Lingkungan seperti Green Peace, pencinta lingkungan maupun Organisasi Non Politik, tapi sebenarnya banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengerem laju kerusakan maupun pencemaran lingkungan saat kita di kantor. Berikut ini tips sederhana untuk yang dapat kita lakukan di Kantor untuk mengurangi laju pencemaran dan kerusakan lingkungan antara lain :

  1. Bila kita menggunakan kertas untuk foto copy gunakanlah secara bolak-balik (dua sisi). Gunakan kertas bekas untuk membuat draft konsep surat. Setelah kedua sisi kertas terpakai kumpulkan berikan ke pemulung atau dapat kita jual. Ingat semakin banyak kertas yang kita konsumsi, berarti semakin banyak pohon yang harus ditebang (bahan baku kertas berasal dari pohon) , semakin banyak air yang dikonsumsi pabrik Kertas dan semakin banyak limbah yang dihasilkan dan diolah.
  2. Bila kita menggunakan kamar kecil, jangan lupa mematikan air setelah kita pakai. Laporkan kepada petugas ke rumah tanggaan bila menjumpai kran air yang bocor / rusak / air terus menetes dan mengucur. Laporkan juga bila air buangan di kamar mandi macet / buntu. Ingat semakin banyak air terbuang percuma berarti kita turut memboroskan sumber daya alam, padahal dibeberapa daerah kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
  3. Bila kita istirahat pada siang hari, pastikan sebelum meninggalkan ruangan aliran listrik untuk lampu, komputer, dan AC dimatikan. Tahukah anda semakin kita menghemat listrik berarti kita menghemat biaya yang terbuang secara sia-sia. Disamping itu juga menghemat sumber daya alam yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
  4. Biasakanlah membuang sampah pada tempatnya, sebaiknya anda tidak membuang sampah dengan jalan dilempar diluar jendela atau membuang puntung rokok dan bungkus permen kedalam pot, lubang WC atau selokan, yang menyebabkan lingkungan menjadi kumuh, kotor dan selokan menjadi tersumbat dan dapat mengakibatkan banjir.
  5. Di kantor biasanya tanaman yang ada dalam pot banyak kekeringan dan sebagai tempat sampah dari puntung rokok. Oleh karena itu rawatlah, bersihkan dari puntuk rokok dan selalu menyiram air supaya tumbuh dengan baik. Tahukah anda tanaman dapat mengahasilkan gas oksigen melalui proses fotosintesi yang sangat kita butuhkan untuk memperpanjang nafas kehidupan masyarakat.

Apabila aksi-aksi kecil dan sederhana ini dilakukan secara serentak seluruh perkantoran swasta maupun pemerintah efek yang ditimbulkan akan luar biasa guna penyelamatan lingkungan atau paling tidak untuk mengerem laju kerusakan lingkungan.itu berarti kita juga turut peduli untuk menyelamatkan lingkungan dari ambang kehancuran dan kerusakan, Selamatkan Lingkungan Sekarang Juga !!!

Membuat Random Post

Random Posts adalah sebuah list judul postingan atau artikel ditampilkan secara acak pada blog. Default post pada blog biasanya hanya menampilkan recent posts atau artikel terakhir, hal itu kurang efektif dikarenakan recent posts hanya menampilkan postingan terkahir diatur sesui dengan tampilan pada widget.
Sedangkan random posts menampilkan postingan kita secara acak, bahkan postingan yang sudah lama bisa tampil dalam daftar random posts.

Cara membuatnya random post
  1. Login ke account blogger anda
  2. Kemudian klik Tata letak/Layout page
  3. Tuju Elemen Halaman/page element
  4. Klik Gadget/Add Gadget
  5. Pilih yang HTML / Javascript.
  6. Kemudian masukkan kode script berikut ini :

  7. Pada baris terakhir ada tulisan namablog.blogspot.com silahkan di ganti dengan alamat blog Anda. dan num=10 itu adalah jumlah daftar tampilan.

Semoga dapat membantu.

Sabtu, 12 September 2009

Earth hour 2010

Selama 60 menit, kita Padamkan lampu tuk nyalakan masa depan... apa itu Earth Hour?

Earth Hour adalah sebuah acara internasional tahunan yang diadakan oleh WWF (World Wide Fund for Nature/World Wildlife Fund) yang diselenggarakan tiap Sabtu terakhir bulan Maret dengan meminta partisipasi masyarakat dunia untuk memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak diperlukan selama 1 jam (60 menit) baik di rumah, perkantoran, ataupun fasilitas lain untuk memunculkan kesadaran atas butuhnya tindakan menghadapi perubahan iklim.

catatan yang didapat yaitu :

- Mengurangi emisi sekitar 284 ton CO2
- Menyelamatkan lebih dari 284 pohon
- Menghasilkan O2 untuk lebih dari 568 orang
- Mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp 200 juta
- Efisiensi 300MW, daya segini cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik

Kegiatan Earth Hour untuk mengurangi efek pemanasan global, Earth Hour 210 mentarget 1 miliar penduduk akan mematikan lampu selama 60 menit. Untuk dukung Earth Hour 2010 pada Sabtu (27/3) pukul 20.00 – 21.00 WIB kita Padamkan lampu 60 menit tuk nyalakan masa depan...

Untuk satu kota saja efeknya lumayan apalagi kalau diadakan di seluruh Indonesia. Menyelamatkan bumi tidak selalu harus dengan hal-hal yang besar atau yang belum sanggup kita lakukan tapi cukup dengan hal kecil seperti ini. Mari Kita Dukung !

Jumat, 11 September 2009

Satu inti

Kemarin pagi saya melihat seorang tua berjalan tertatih di tengah dinginnya pagi. Melangkah pelan di jalanan yang berbatu, sesekali dia melihat ke kiri dan kekanan kadang menengok ke belakang. Dia mengingatkanku akan masa depan yang seperti itu. Setiap langkah begitu berarti bagi dia, tak mampu menopang semua beban tubuh , tongkat kayu bengkok berwarna cokelat selalu menemani dimanapun dan kapanpun, bisa dibilang itu sudah menjadi kebutuhan primer dia saat ini.

Selang beberapa hari kusempatkan diri ini menelusuri dinginnya pagi di akhir pekan bulan Juli. Terlihat disana seorang tua yang duduk di atas kursi roda yang mengkilap, di belakangnya seorang gadis muda berpakaian serba putih perlahan mendorong kursi roda itu. Tanpa takut akan sesuatu sang tua tadi menikmati suasana pagi itu. Duduk tenang dan nyaman di antara lalu lalang orang yang berlarian di pagi itu. Pertanyaan besar yang bermain di pikiranku, kenyamanan dia tak berbanding lurus dengan ekspresi wajahna, ada apa gerangan?. Putaran rodanya mengantarkan dia sampai matahari telah bertengger 35 derajat sebelah timur. Kulihat lengan tangan ini, jarum jam ini mengarah ke angka 9 dan 11, saatnya pulang gumamku dalam hati.

Esok paginya saya mengayug pedal sepedaku mengarungi jalanan pegunungan yang menanjak, ku melihat seorang muda yang mengenakan stelan jas necis lengkap dengan aksesorisnya, menenteng tas jinjing, membuka pintu mobil keluaran terbaru, di samping rumahnya ada lagi seorang muda yang menggunakan pakanain seadanya, jeans kumal penuh dengan noda hitam di sana-sini, dan topi yang ada menempel di kepalanya itu menandakan sudah laik buang. Perlahan dan terus aku kayuh laju sepeda ini sampai di depan kerumunan banyak orang dengan masing-masing aktifitasnya. Ada yang berdiri dan berteriak teriak mencari penumpang, ada yang mengenakan rompi oranye, ada yang memegangi sayuran, ada yang menata koran, ada yang membersihkan peralatan elektronik dan masih banyak aktifitas lainnya.

Terus kuberjalan sambil mengamati keadaan, hingga kaki ini terasa lelah dan kuputuskan untuk beristirahat sejenak melepas lelah. Kusandarkan tubuh ini di sebuah kursi kecil yang terdapat di depan sebuah bangunan kantor, din din... suara klakson mobil itu meraung menandakan pak satpam harus menunaikan tugasnya.... kkkkreeetttt suara pintu terbuka dan mobil itu masuk dengan perlahan hingga tak terlihat lagi. Selang beberapa detik kemudia banyak gerombolan manusia yang mengenakan seragam coklat keputihan masuk dengan bermacam kendaraan, sikut sana, sikut sini, tendang sana, tendang sini, hanya untuk mengindari pukul tujuh. Seperti kumpulan ayam yang disebari makanan.

Perlahan ku berfikir dan memandang jauh kehijauan pepohonan yang tertata apik di lereng-lereng pegunungan yang terlihat asri, terhanyut aku akan suasana pagi ini, begitu banyaknya orang yang bergerak tak satupun yang sama.

Ada yang berperan menjadi bos, bengkel, pedagang, calo bus, pegawai pemerintahan, seorang tua yang masih aktif mempertahankan hidupnya, seorang renta yang menikmati hartanya. Dan aku sendiri berperan menjadi apa, aku tak bisa menjawabnya. Mereka semua bisa diumpamakan seperti minuman hangat yang terdapat di dalam gelas lengkap dengan tutupnya. Ada yang seperti kopi, susu, air putih, Vodka, Jahe, Teh, air putih biasa, lengkap dengan tetek bengek pengikut kenikmatannya. dan ketika satu persatu ku buka tutup gelas tersebut, terdapat kumpulan air putih yang melekat di tutup itu, ku buka lagi gelas yang berisi kopi, oh......... di tutupnya juga sama hanya air putih yang berkumpul, kubuka gelas yang berisi susu, oh...... di tutupnya juga sama hanya air putih yang berkumpul, kubuka gelas yang berisi vodaka, oh...... di tutupnya juga sama hanya air putih yang berkumpul, begitu seterusnya hingga gelas terkhir yang hanya berisi air putih netral, dan ternyata oh...... di tutupnya juga sama hanya air putih saja yang berkumpul.

Ternyata manusia itu hanya satu.....

Kisah juragan Darso

Pagi itu Sagi bocah kecil yang tak lulus Sekolah Dasar menggembalakan sapi-sapinya di tanah lapang ujung desa, udara pagi, rerumputan masih tertempel air embun membuat sapi-sapi itu melahap penuh semangat.

ada Limousin, brahma, metal dan beberapa sapi perah. Seperti menjadi aturan baku diatara mereka, Semua tertib tanpa mengganggu satu sama lain. Protein kabohidrat dan mineral yang terkandung dalam rumput serta air embun tuk selekasnya mengisi full tank perut mereka.

Bulatan matahari malu-malu menampakkan diri, berselimut dibalik awan, semeridik angin menambah dinginnya suasana pagi di lereng merbabu. Hari ini tanggal 15 bulan Ruwah dalam penanggalan jawa bertepatan dengan upacara tradisi sadranan di desa saya. Para ibu sibuk dengan peralatan dapurnya, bapak-bapak dan pemuda sibuk dengan kerja bakti membersihkan lingkungannya. Ya... hari ini akan diadakan bancakan di rumah bapak RT sebagai bentuk puji syukur atas nikmat dan karunia rejeki Tuhan, yang telah memberikan kesejahteraan masyarakat.

Mayoritas penduduk adalah petani dan peternak, ada juga pak buru, saudagar, tuan tanah dan yang pasti juragan Darso bos usaha penyembelihan sapi. Bulan ini, Ruwah, merupakan bulan yang sangat sibuk buat pak Darso bersama stakeholdernya, dikarenakan bulan ini adalah bulan yang tepat dimana kebutuhan akan daging pada bulan Puasa dan Syawal akan meningkat tajam, stok daging sapi haruslah lebih banyak dibanding bulan-bulan lainnya. Ruwah ini dan mungkin Ruwah-ruwah tahun yang akan datang merupakan berkah dan rejeki yang sangat sempurna bagi Pak Darso, bagaimana tidak? bersamaan dengan tahun ajaran baru harga sapi dan binatang ternak lainnya akan mengalami ekskalasi penurunan harga. Dan itu adalah berkah baginya.

******/***********/***********

Hilir mudik truk dan mobil bak terbuka pagi buta meraung-raung di halaman rumah pak Darso yang memang memiliki ukuran yang sangat luas. ”gluduk, gluduk, brugh..........” suara kaki-kaki sapi diturunkan dari mobil. Satu persatu sapi diturunkan, giliran mereka dikandangkan di belakang rumah pak darso yang mewah. Mardi, karyawan senior bertanggungjawab selama agenda ”ruwahan” ini mengeluh tentang goal yang dicanangkan pak Darso.

”Kenapa tiap tahun kita harus menganiaya sapi-sapi itu, dan selalu bertambah banyak” keluh Mardi kepada Ji’un, teman kerja bertugas sebagai penyembelih sapi. ”heffffffffffffffmmmmmm,,,,,” nafas panjang Ji’un menyanyi diantara gumaman sapi-sapi yang sebentar lagi akan menemui akhir hayatnya. ”ini adalah ladang kita, tempat dimana kita bisa menghidupi anak isteri kita, dimana lagi selain disini di...” ucap Ji’un di ikuti anggukan kepala Mardi menandakan kesetejuaannya.

Hari terus berganti tak terasa tanggalan di pojok kandang itu menunjukkan angka 27 bulan Agustu dan itu pertanda bulan puasa kurang 2 hari lagi.
”Di, ’Un.... awal puasa kita mulai penyembelihan, persiapkan semua keperluannya” sergah Pak Darso membuyarkan lamunan mereka ”inventaris semua kebutuhan dan beli ke toko Pak Dahlan bilamana ada perlengkapan yang belum ada.” Setalah titah itu terucap mereka mempersiapkan semua kebutuhan, ada selang, ada torong besar, puluhan ember dan pastinya 10 bak besar di belakang kandang itu harus penuh isi dengan air.

Malam hari H penyembelihan, Ji’un dan Mardi mengadakan rapat kecil bersama tim suksesnya. Ada 10 orang warga kampung dan beberapa kolega membahas tentang rencana penyembelihan itu. Rapat telah usai, mereka bergegas pulang dan menyiapkan tenaga buat besok.

Kokok ayam pagi memanggil Mardi tuk segera bangun. sinar mentari pagi menerobos masuk melewati lubang-lubang diding rumah Mardi yang masih terbuat dari gedek bambu, itu menandakan Mardi secepatnya datang ke ”pabrik” daging sapi pak Darso, langkah cepat mengiringi Mardi, tak sampai sepuluh menit sapaan Ji’un menggema
”pagi mas Mardi....”
”pagi, gimana semua sudah menampati posnya masing-masing?” selorohnya, ”semua sudah siap sedia ndan, 86...” gaya Ji’un laksana polisi yang berpangkat Bripka.

******/***********/***********

Satu persatu sapi-sapi itu dipersiapkan di tempatnya, Limousin, metal, brahma dan beberapa sapi putih Jawa lainnya. Masih ingat anak penggembala tadi? Sagi, ya Sagi anak kecil duduk termenung di pojok kandang, kedua bola mata anak itu bebinar melihat tingkah polah orang2 dewasa itu. Selang berukuran 1,5 inchi dimasukkan paksa ke mulut-mulut sapi itu, ”ghrrrreeeehhh..... mooooooghhhhhhhhhh...” ronta sapi, satu persatu selang terpasang di congor sapi, air mulai mengalir dengan derasnya dari bak penampungan air belakang kandang. Mardi, Ji’un dan bebarapa koleganya duduk sambil mengisap tokok tingwe, canda mereka melukai hati Sagi, tawa mereka melukai sapi-sapi dan tawa mereka membawa keuntungan yang berlipat bagi pak Darso, bos mereka.

Tenaga sapi-sapi yang kering gering itu tak kuasa melepaskan ikatan dadung yang mengikat kuat keempat kaki dan tubuhnya, ronta mereka menambah deras laju air masuk kedalam lambungnya, sesekali mereka memuntahkan, menolak air yang masuk kedalam mulutnya, untung tak diraih malang tak dapat ditolak, mereka pasrah dengan apa yang dilakukan oleh manusia-manusia itu, jikalau mereka dapat bicara mungkin sudah menelepon 911 ”may day... may day... may day... penganiayaan terjadi di sini....” tapi suara mereka hanya erangan dan meronta menghabiskan sisa tenaga tuk melepaskan diri. Sudah 2 jam tali temali itu mengikat kuat erat tubuh mereka, hingga membuat semua berubah total, 2 jam yang lalu, tubuh kering gering menjadi gemuk subur, lemas... ya lemas dengan 0 energi di dalam tubuh mereka, kepala mereka thela-thelo lemas.

Mardi, Ji’un dan rekan2nya melepaskan satu persatu tali yang melekat di tubuh sapi-sapi itu, ”bruggggggggghhhhh......” limousin tersungkur di tanah diikuti metal, brama dan puluhan sapi jawa lainnya. Biarpun tubuh mereka tlah menggelembung tambun, selang-selang itu masih tertancap di mulut, kucuran air terlus masuk deras ke lambungnya. Mata mereka mlorok pertanda kesakitan yang teramat sangat, Sagi perlahan menundukkan kepala, buliran air menetes deras dari kedua bola matanya, sesekali terdengar senggukan, tapi dia anak yang kuat, biarpun bodoh tapi dia anak pintar, anak yang tau mana yang seharunya dan tidak boleh terjadi. Tapi keberanian dan kekuatan tuk melawan belum bisa keluar dari raganya yang kecil itu, 13 tahun umurnya.

Jam sudah menunjukkan angka 1 siang pelepasan selang2 yang tertancap di mulut sapi itu harus dilepas. Keadaan yang mengenaskan, antara hidup dan mati, pasti sapi2 itu pilih mati saja saat ini, setelah 6 jam dipaksa meminum air yang berjumlah puluhan kubik. Mereka hanya bisa tidur tanpa bisa berbuat banyak. Istirahat siang, makanan dan minuman tersedia lengkap di pendapa rumah bos Darso, para pekerja termasuk Mardi dan Ji’un melahap hidangan dengan canda ria tanpa memikirkan apa yang telah mereka kerjakan adalah penyiksaan, sapi juga mahluk tuhan, ada cara yang halal tuk penyembelihan.

Ya... karena faktor uang lebih, Pak Darso melupakan hal itu, yang ada di pikirannya hanyalah untung, untung dan untung. Bayangkan dengan Rp. 45.000/Kg dengan satu sapi glonggongan mendapatkan 3-4 kuintal daging murni, belum termasuk pernak-pernik lainnya, ada tulang, ada kulit, ada kepala dan lainnya yang menempel di sapi. Setiap sapi menghasilkan keuntungan bersih 4 juta tinggal mengalikan berapa puluh sapi yang di potong, bandingkan dengan penyembelihan tanpa glonggongan satu sapi maksimal keuntungannya hanya 1,5 juta. Jauh banget.

Sapi-sapi yang telah tegulai lemas dibiarkan sampai tengah malam, sekitar 12 jam. Jarum jam menunjuk angka 11 malam, mereka harus kembali ke rumah Pak Darso untuk mulai memotong dan pengklasifikasian sesuai dengan bagian masing-masing. 4 jam berlalu 15 sapi itu selesai di proses, dikemas dan didistribusikan ke pedagang jaringan dading glonggongan, paling jauh adalah Jakarta dan Surabaya. Setiap 4 hari selama bulan ramadan sampai H-7 lebaran Pak Darso melaksanakan ”penganiayaan” terhadap minimal 10 sapi, dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

******/***********/***********

Hidup bergelimang harta, anak, dan isteri yang setia membuat Pak Darso bagaiakan hidup di surga, nikmat, nyaman, aman dan sejahtera. Suatu malam tanggal 14 Apit dalam penanggalan jawa, pikiran Pak Darso tidak tenang, seperti ada sesuatu yang mengganggu kenyamanan hidupnya, jam menunjukkan pukul 11.30 mata Darso belum terpejam, lampu dimatikan mencoba sekuat tenaga tuk memejamkan mata, akan tetapi tetap mata itu tak mau menutup malahan membelalak terbuka sampai pukul 00.20 Pak Darso mendengar kegaduhan di pendopo rumah belakang. ”ada apa itu” gumam Darso dalam hati, kaki-kaki gembul dia melangkah melewati kilauan marmer lantai rumahnya, dibuka pintu butulan belakang, seketika Pak Darso terperanjat, matanya melihat puluhan bahkan ratusan sapi yang berjoget riang gembira, kilatan lampu laser mengiringi hentakan musik, menggoyang tubuh sapi-sapi itu, aneka macam makanan dan minuman sapi tersedia melimpah ruah di pendopo yang memang sangat lapang, kaki gembul Darso menggigil mencoba sekuat tenaga lari sekencang-kencangnya, Darso tak peduli lagi dengan meja, kursi, tape deck dan perlengkapan rumah lainnya. Bruhgh... brah.... glondang.... pyarrrrr.... semua di terjang lari tunggang langgang, sorak sorai sapi-sapi itu terus mengejarnya, semakin kencang berlari semakin meriah, semakin semarak suara sapi-sapi itu.

Selama 4 jam Darso lari dan bergelinjang ketakutan, keringan mengucur membasahi baju tidur sutranya. Isteri, anak dan banyak tetangga berkumpul dirumah mewah itu mencoba menenangkan pak Darso, tapi penglihatan mata dan suara yang terdengar hanyalah kejaran dan suara sapi-sapi itu. Hingga kumandang adzan subuh pak darso masih bergelinjang berlari kesana-kemari, tak satu orangpun yang berhasil memberhentikannya. Semua terlihat mencekam ketakutan, ”sapi.... sapi.... sapi itu, pergi... pergi.. pergi.... oh..... tidak, jangan jangan injak-injak aku, ampuni aku, jangan jangan, janga................nnnnnnnnnnn...,” ”brugggggghhhhh... pyarrrrrrrrr” tubuh tambun Pak Darso rubuh menimpa keramik hias, pecah, berantakan.

Semua diam, berkumpul dirumah itu, setelah menunggu sejam akhirnya dia siuman, diminumnya air putih. Rasa ketakutan masih terlihat jelas di muka pak Darso, matanya memandang curiga setiap orang yang datang.

Sebulan telah berlalu kondisi pak Darso masih sama, yang kelihatan berbeda hanyalah tatapan kosong dan ketakutan serta bentuk tubuhnya, yang dulu gendut tambun sekarang kurus, hanya dalam satu bulan saja. Hingga suatu ketika seorang kiayi, salah satu teman Pak Darso, menjenguk, dia sudah mengetahui secara detail akar permasalahannya. Dibimbingnya pak Darso oleh kiai itu, perlahan namun pasti jiwa pak Darso mulai pulih, ”kamu harus tobat, tidak mengulangi cara itu lagi, dan satu yang pasti kamu harus minta maaf ke pada anak kecil itu” kata pak kiayi sambil menunjuk Sagi. Tetap bocah itu, duduk termenung di kursi kecil pojok ruangan itu, anak yang setia, anak yang terlupakan.

Berhikmah dari udara

”Di sebuah kelas, seorang guru bertanya kepada murid-murid di hadapannya. ”Menurutmu, benda apa di dunia ini yang paling baik bagi manusia?”

Murid-murid tampak berpikir keras. Ada yang tatapannya menyapu seisi kelas, seolah mencari sesuatu. Ada yang bisik-bisik dengan teman sebangku. Dan ada yang tetap diam. ”Air, Pak Guru!” jawab seorang anak tiba-tiba.

”Kamu benar!” ucap pak guru menyambut jawaban seorang muridnya. ”Air memang menyediakan kehidupan. Tapi, tidakkah kamu perhatikan, air cuma mengairi manusia-manusia di sekitar aliran sungainya. Manusialah yang harus menjemput air. Bukan sebaliknya!” tanggap pak guru begitu lugas. Beberapa saat, suasana kelas hening.
”Cahaya, Pak Guru!” ucap seorang murid yang lain. ”Kenapa cahaya?” tanya pak guru memancing. ”Karena cahayalah kita bisa melihat. Bayangkan jika tanpa cahaya. Dunia akan gelap!” jelas si murid begitu mantap.

”Kamu juga benar!” jawab pak guru. ”Tapi, tidakkah kamu perhatikan kalau saat istirahat manusia tak butuh cahaya. Ada saatnya cahaya bisa menemani. Ada saatnya tidak,” ungkap pak guru kian membuat suasana kelas lebih serius.
”Gimana? Ada yang ingin berpendapat?” tanya pak guru memecah keheningan kelas yang mulai agak lama. Tapi, yang ditunggu tak juga muncul. Murid-murid tampak bingung. Tiba-tiba, ada seorang murid mengacungkan jari. ”Udara, Pak Guru!” ucapnya begitu yakin.

”Ya, saya lebih setuju pendapat itu!” ucap pak guru memberikan respons positif. ”Kenapa, Pak?” tanya murid-murid hampir bersamaan.
”Menurut saya,” ucap pak guru sambil menatap murid-murid begitu serius. ”Udara memberi kebaikan dengan mendatangi manusia. Bukan sebaliknya. Tanpa memamerkan diri, ia akan bersusah payah menyelinap di lubang sekecil jarum sekali pun, demi memenuhi kebutuhan manusia. Udara pula yang selalu menemani manusia, di mana dan kapan pun,” jelas pak guru begitu meyakinkan. Murid-murid pun mengangguk setuju.

***
Dalam pentas kehidupan, selalu ada pegiat kebaikan. Mereka memberi tanpa pamrih. Mereka pun berlomba untuk bisa menjadi orang yang paling bermanfaat. Berusaha memberi dengan yang terbaik.
Namun, tidak semua yang baik adalah yang terbaik. Bercermin pada tiga makhluk Allah seperti air, cahaya, dan udara mungkin akan menambah nilai kebaikan. Bahwa, produk kebaikan harus mengejar, bukan dikejar. Dan yang menarik, ia selalu bersama dengan yang membutuhkan, walaupun orang tak menganggap keberadaannya.
Kalau saja pegiat kebaikan memahami peringkat udara, ia pasti tak akan berpuas diri hanya sebagai air atau cahaya.

Sumber: www.eramuslim.com

Sahabat...

Dima semua ada kan bahagia
Bersama menjadi sempurna
Saat berkumpul bencada ria
Hidup ini lepas susahpun tak tersisa

Termenung sendiri dipojok dunia
Yang slalu menyalahkan dirimu
Kemari bergabung bersama kami
Menghibur diri, hatikan menjadi sebenarnya

Walaupun susah disini kami bahagia
Walaupun berat bersama terasa ringan

Aku kamu dia dan mereka satu
Kan menjadi besar kuatkan tekad
Mengiringi langkah maju kedepan
Mengisi hari dengan kreasi berawal dari sini, diri sendiri....

Duduk sini bersama kami
Dendang duka jadikan ceria
Imajinasi tercipta dengan sendiri
Semangat kita nyalakan dunia.

Aku kamu dia dan mereka satu
Kan menjadi besar kuatkan tekad
Mengiringi langkah maju kedepan
Mengisi hari dengan kreasi berawal dari sini, diri sendiri....

Aku kamu dia dan mereka satu
Kan menjadi besar kuatkan tekad
Mengiringi langkah maju kedepan
Mengisi hari dengan kreasi berawal dari sini, diri sendiri....

KOmentator di Facebook

You, Danang Nur Ihsan and Thalib Black like this.

Danang Nur Ihsan: 07 September at 21:43 ·
lha emang aku slankmania...hehehe dudu slankers lo


Burhan Aris Nugraha: 07 September at 21:47
Bud, mas kur usul dik hij di tag lho. . .

Budi Arkaeno Diharjo: 07 September at 22:16 ·
danang: sek penting ojo malayngmania wae... wkkkk
siap... wah jangkauan radarmu tekan kene bur...


Agung Joowog Suprapto: 07 September at 22:22 ·
sekumpul sahabat layaknya tentara tanpa senjata, sekumpulan tanpa pemimpin komunal, karena mereka masing-masing adalah pemimpin..

Budi Arkaeno Diharjo: Tues at 00:01 ·
kumpulan sahabata kuantitas besar akan menyejahterakan satu sama lain. karena sahabat itu ladang rejeki. entah salah atau benar tergantung prespektif individu.

Rini Sarwo: Tues at 00:56 ·
enake judule.....mangan ra mangan kumpul....he10x nyambung gak sech, ada makan2 nya gak sech....( eror.com )canda loh bud.....

Lusi Ana: Tues at 03:55 ·
Speechless..tulisanmu tak brjdul aja mknanya dah mewakili smua rasa..tp krna trbngkus satu elemen kbrsamaan jd rasa yg ada mlebur jd stu kesatuan..keindahan itu yg kutangkap dri bhsa tulisanmu..seolah kau ingin merengkuh smua org dlm sbuah kbhagiaan.;-)

Budi Arkaeno Diharjo: Tues at 07:59 ·
terkadang kita memandang sinis orang lain hanya karena hal yang berlawanan. tapi sebenarnya hal itu juga ada dalam diri kita sendiri, seberapapun persenannya pasti ada.


Lusi Ana: Tues at 19:58 ·
Manusia kdg tdk menyadari,bhwa dlm dri mrka ada dua sumbu.kdg bertolak blkg,kdg tarik menarik..suatu hal yg berlawanan itu sbnrnya indah.slm qt bjksana menyikapinya.jgn qt mencercanya.

Jiwaku kembali

”hey...”
Suara itu terdengar lagi, suara yang tak asing di telingaku. Kubalikkan badan ini sejurus kemudian, kedua tangan lembutnya memeluk erat tubuhku, hangat. ”bagaimana kabarnya, 5 tahun kita tak berjumpa” getaran bibirnya membuat sekujur tubuh menggigil, atara percaya dan tidak, lidahku kelu tubuhku dingin. ”so far so good Ran, how about ure self?” balasku.

Senja itu di sebuah kota pesisir kunikmati pemandangan matahari terbenam, sepoi angin menggoyang jiwa mengantarku ke tingkat yang selama ini tak pernah ku bayangkan. Semburat jingga di atas garis horizontal pantai membuat dingin suasana, lebih dari 10 menit kami berpelukan erat, sedikitpun kata terucap. Perlahan ku lepaskan pelukku, kuberanikan diri memandang wajah cantiknya, pancaran sinar wajahnya mengalahkan langit jingga sore itu, untung kaca mata hitam ini masih menempel di kedua mataku.

”sudah lima tahun tidak ada kabar, benar-benar berpisah” lirih suaraku memulai bincangan ini. ”selama ini saya dan ibu tinggal di Padang, tak pernah sedikitpun waktu hilang tanpa sosomu yah...” Nafasku sesak, hati dan jiwaku bergetar hebat, tak berapa lama air ini mengalir pelan membasahi pipiku, kata-kata yang selama ini aku nanti, kudengar kembali, yah... Ayah.... Lembut tangannya mengusap linangan ini, ”semua sudah terlajur yah, kemana saja selama ini, semua merindukan ayah, tak terkecuali Bunda, selalu merindukan kehadiran ayah di sisinya.” mata ini hanya menerawang jauh ke arah ombak yang berkejaran, buih-buih putih berkata penuh harap, andaikan aku mampu kan kuhapus pita kelam selama lima tahun ini dari kehidupan ku, kami.

Sang mentari telah menutup diri, berdiam diperaduannya, kami masih duduk termenung sesekali saling berpadangan. Sedikit kata yang terucap, tapi hati kami telah berkata ribuan bahkan jutaan kalimat. ”selama ini aku tak tau apa yang terjadi, kerjaan memaksa aku untuk memjelajah samudra, hati ini slalu mengajakku tuk kembali pulang, berkumpul dalam hangatkan belaian kalian, bagaimana ibumu, sehat dan bahagiakah, apakah kamu sudah mendapatkan ayah yang baru?”
” Bunda masih seperti yang dulu, mengurusi butiknya, mendesain dan mengurusi aku, Bunda belum menikah, kelihatannya masih menunggu ayah kembali,” polah tingkahnya masih sama seperti yang dulu, perlahan badannya disandarkan ke pundak ini, dituntunya tanganku tuk membelai lembut rambutnya. Masih sama seperti yang dulu.

”Ayah masih bimbang Ran, masih mencari cara yang tepat tuk kembali kepelukan kalian, ada rencana kearah sana, sambil menunggu waktu yang tepat. Sekarang kamu dimana, kok tau2 sampai di sini?”
”sekarang aku kuliah di UKN, ambil jurusan Desain, pengen meneruskan usaha Bunda” ucapnya manja, ”Ayah secepatnya harus kembali ke rumah, biar nanti saja yang mengurus rujuk Ayah sama Bunda, aku pastikan Bunda masih dengan senang hati menerima Ayah, ya yah...?”

Keegoisan pikiran sampai saat ini masih mengalahkan kata hatiku, jalan pikiranku tetap menuntunku ke arah kebebasan gerak. Entah sampai kapan aku kan kembali ke tempat sebenarnya, yang pasti kusatukan tujuanku dulu.

Dekil kecil tak berdosa

Hamparan debu menaungi panasnya siang yang seakan menghujat kerasnya raungan mesin jalanan kota. Terik sinar mentari selalu bertambah panas dari jam ke jam, di sini semua saling mendahului, tak peduli dengan situasi.

Tampak pandangan kosong bocah kecil dan lusuh dari seberang jalanan, murung dan membisu seakan ingin muntahkan emas berlian. Sejenak bermimpi tapi itu sanggunp ia jalani, hanyalah sepotong gulali pemanis dari kehidupan. Semakin lama kita disni semakin membuncah pikiran, menerawang jauh diawan di padang siang gersang.

Sebuah kejadian menyebabkan kejadian lain, hampa terasa ketika kejadian itu tak cepat terproses serta dipojokkan dengan keadaan. Di sini semu terasa kosong, mlompong, tak pun harapan yang membangun semangat tuk pergi. Mungkin hanya sebatas angan hampa tanpa terproses waktu, saat ku bertanya benarkah kehidupan itu punya roda, benarkah roda kehidupan itu berjalan, dan kemana arah tujuan dari roda-roda itu mengantarkan sang majikan.

Mungkinkah Si kecil itu punya roda, melihat saja dia seakan enggan, apalagi menapaki jalanan pagi. Dia selalu dan selalu melihat hamparan debu menaungi panasnya siang, dia raja seberang jalan. Bahagiakah dengan ini semua, tidak, silaukan tipuan mata lahir, bukan padangan sekejap para pengguna jalan namun lebih pada isi dari kehidupan yang dia jalani, kehidupan dan kekurangan yang sangat menyebabkan dia berusaha membahagiakan kehidupannya sendiri dengan cara dia sendiri. Siapa yang peduli?

Segelintir dari kita ingin meluangkan waktu tuk berbagi, maklum bila penebar air mata jalanan ini menangis terharu dan tersapu kabut asap, samar. Mereka tak merasakan itu, bermain dengan mobilan bahan kelupasan aspal. Bahagia, Kudapatkan pancaran itu dari dia. Bukannya tidak ingin berbagi tapi kita belum menulis rangkuman dan mempraktekkan dari apa yang kita baca. Bacalah tanpa henti keadaan ini, terasa takkan sia-sia, semua harus mendapatkan kesempatan dari sekecil apapun lubang kesempatan itu.

Dimana arti gemah ripah loh jinawi itu sekarang?

Sabtu, 22 Agustus 2009

Puasa bersihkan jiwa

Ustad Drs Ahmad Sukina, Ketua Umum Majlis Tafsir Alquran (MTA)
Allah berkehendak untuk mengangkat derajat orang-orang yang beriman ke tingkat yang tertinggi yakni takwa. Sebagaimana kita ketahui, yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa.

Untuk itu, Allah menyediakan mekanisme untuk menjadi orang bertakwa melalui puasa Ramadan. Puasa tidak sekedar membiasakan diri agar tahan lapar, haus dan tidak bersetubuh dengan suami/istri. Walau semua itu bukan pekerjaan mudah. Itu memerlukan kesungguhan untuk bisa melaksanakannya dengan baik. Padahal pada hari-hari biasa, semua itu halal bagi setiap orang Islam. Betapa hebatnya orang yang sukses dalam puasa Ramadannya, karena terhadap hal-hal yang halal saja dia mampu mengendalikan diri, karena ketaatannya kepada Allah. Sudah pasti orang seperti ini akan mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah di luar Ramadan.

Namun di samping mengendalikan diri dari makan, minum, dan berhubungan dengan suami/istri, orang berpuasa diwajibkan pula untuk mengendalikan tutur kata dan perbuatannya dari kedustaan. Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa orang yang berpuasa tetapi tidak mengendalikan tutur katanya, masih berdusta dengan lisan dan amalnya, maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya. Hadis ini mengingatkan agar umat Islam memahami hakikat puasa dan menjalankan puasa secara hakiki, tidak sekedar formalitas untuk memenuhi syariat puasa. Meskipun puasa kita masih sah menurut syariat Islam, namun kalau tidak membawa kepada tujuannya (takwa), maka kita termasuk rugi. Yang ingin kita raih dalam setiap amal perbuatan adalah rida Allah. Rugi sekali kalau Allah tidak rida, tidak butuh lapar dan haus kita. Na’udzubillah.
Lebih dari itu, puasa menuntut kita untuk pandai mengendalikan hawa nafsu. Hanya orang-orang yang teguh mengendalikan hawa nafsu yang mampu berbuat taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan senang hati, mereka akan mengorbankan keinginannya untuk Allah. Dengan senang hati, mereka berusaha membersihkan kekotoran jiwanya untuk mendapatkan rida Allah. Dengan senang hati, mereka membimbing hawa nafsunya agar senantiasa sesuai dengan kehendak Allah. Mereka yang senantiasa membimbing diri untuk berbuat taat kepada Allah dan rasul-Nya, dinilai Allah sebagai orang yang telah memperoleh kemenangan yang besar. Firman Allah dalam QS Al Ahzab: 71, ”Wa man yuthi’illaaha wa rasuulahu faqad faaza fauzan ‘adhiima”, barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah memperoleh kemenangan yang besar.
Sebaliknya, bila puasa Ramadan kita tidak membuahkan kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsunya, orang seperti ini akan berisiko disesatkan Allah (QS Adz Dzariyat: 23).

Saudaraku, agar puasa kita berbuah kenikmatan yang kekal di akhirat, maka jangan sampai kita terjebak formalitas dalam berpuasa. Di samping berusaha maksimal untuk tidak makan, minum, dan bersetubuh dengan suami/istri, mari kita bersihkan jiwa kita dengan menjaga lisan kita dari berbuat doa. Kita jauhi dusta, ingkar janji, gibah, apalagi fitnah. Kita bersihkan jiwa kita dari munculnya keinginan-keinginan untuk berbuat maksiat. Sadari bahwa di samping kanan dan kiri kita ada malaikat Raqib dan ‘Atid yang selalu teliti mencatat amal kita dan kita harus mempertanggungjawabkannya. Mari kita bersihkan jiwa kita dengan puasa. Hanya orang-orang yang bersih jiwa saja yang berhak untuk mendapatkan surga-Nya (QS Asy Syu’ara: 89). Jangan lagi puasa kita sia-sia. Ramadan ini harus berbeda dari sebelumnya demi menggapai rida-Nya, insya Allah.
Sumber: www.solopos.co.id

Selasa, 28 Juli 2009

Jalan mencapai kehidupan


Manusia hanyalah makhluk lemah yang tak ada apa-apanya apabila di bandingkan dengan sang penguasa siang dan malam. Manusia slalu berharap lebih dan lebih, sejauh manusia melangkah sejauh pikiran manusia mengharapkan sesuatu yang lebih jauh.

Sempat aku berfikir, kenapa manusia hidup dan untuk apa manusia di hidupkan. Bagi orang yang beragama dan banyak ilmunya pasti mereka mentautkan kehidupan ini dengan wahyuNya.

Tidak semua orang berfikir demikian, banyak sekali rahasia di balik kehidupan ini, semakin aku menelanjangi semakin bingung aku dibuatnya. Ada penjahat yang benar2 jahat, tetapi mereka santun dalam bertutur sapa dan bertindak kepada setiap orang yang bukan dijahatinya. Orang itu hanya melakukan kejahatan ketika membutuhkan dan tidak sembarangan orang yang dijahati. Ya... kalo kita perpendapat bahwa orang itu jahat, memang benar adanya tapi apakah kita lantas mendoktrin bahwa orang itu memang benar-benar jahat?

Ada penjahat yang tanggung, mereka tidak memikirkan apapun kecuali dirinya, dia memang dikenal penjahat, bajingan tengik kelas atas. Maka orang tau bagaimana harus bersikap dengan dia, keputusan apa yang harus dilakukan ketika bertemu, berbincang dan bertindak dengan dia. Ada Penjahat yang sedang melakukan proses permagangan, ini biasanya ngawur, orang2 terdekatlah yang menjadi korbannya.

Kita harap mahfum dengan mereka, karena mereka adalah penjahat biarpun mereka baik pada satu atau dua orang kita sudah pasang badan untuk menghadapinya. Di kisah2 perfileman biasanya penajahat itu durasi kesenangannya lebih lama, apakah itu mempresentasikan di kehidupan nyata juga?

Ada orang baik yang benar-benar baik, mereka melakukan pekerjaan yang mulai taat pada setiap norma dan tidak suka mencelakakan kepentingan orang lain. Biarpun dia berseberang pendapat dan kepentingan tetapi dia tetap berada dalam koridor ketaatan. Ada orang baek yang tanggung, mereka biasanya menggunakan kesempatan untuk kepentingan dan kebutuhan dia sendiri, tetapi merugikan orang di sekitarnya, banyak sekali tipe orang seperti ini di jaman yang semakin rawan ini. Biasanya mereka bergerombol bergabung menjadi sebuah perkumpulan dari 5 orang, 20 orang, 100 orang bahkan ribuan orang berkumpull di sini. Kebanyakan mereka menggelontorkan dan memplesetkan arti dari Gotong Royong.

Ada orang yang baik tapi jahat, ini tingkatan manusia yang paling parah, Musang berbulu domba, buaya berbulu ayam, apapun istilahnya itu, mereka adalah sejahat-jahatnya orang, sekalipuan pejahat kelas hiu, orang ini masih jauh lebih jahat. Dia mau melakukan apapun dengan cara apapun, entah memakan bagian tubuhnya sendiri asalkan keinginannya tercapai dia menghalalkan hal itu. Banyak sekali orang yang seperti ini, di negara ini? ada, 1, 2, 5, 10, 1000, 1 juta? aku tak tau jumlah pastinya. yang pasti mereka berdiri di atas kesengsaraan orang banyak, saya tak menyebutkan pejabat atau pejahat, saya hanya menulis apa yang ada di pikiran saya, saya tak merasa dan tak ingin melanggar UU ITE.

Bagaimanapun kehidupan ini selalu menanjak, semua bukan hanya umur tingkat kerentaan, tapi termasuk juga perilaku, permasalahan, kedewasaan dan harapan di dunia pasti harta bendan dan untuk akherat adalah amal ibadah. Jalan itu slalu mengingatkan dirikku akan hal itu, tipe mana yang akan aku pilih. semoga aku menjadi orang baek yang bener-bener baek.

10 juni 09.

Hakikat pertarungan hidup

Seekor kura-kura tampak tenang ketika merayap di antara kerumunan penghuni hutan lainnya. Pelan tapi pasti, ia menggerakkan keempat tapak kakinya, yang melangkah sangat lamban, ”Plak...plak...plak...!


Tingkah kura-kura itu pun mengundang reaksi hewan lain. Ada yang mencibir, tertawa, dan mengejek. ”Hei, kura-kura! Kamu jalan apa tidur!” ucap kelinci yang terlebih dulu berkomentar miring. Spontan, yang lain pun tertawa riuh.

”Hei, kura-kura!” suara tupai ikut berkomentar. ”Kalau jalan jangan bawa-bawa rumah. Berat tahu!” Sontak, hampir tak satu pun hewan yang tak terbahak. ”Ha..ha..ha..ha! Dasar kura-kura lamban!” komentar hewan-hewan lain kian marak.

Namun, yang diejek tetap saja tenang. Kaki-kakinya terus melangkah mantap. Sesekali, kura-kura menoleh ke kiri dan kanan menyambangi wajah rekan-rekannya sesama penghuni hutan. Ia pun tersenyum. ”Apa kabar rekan-rekan?” ucap si kura-kura ramah.

”Teman, tidakkah sebaiknya kau simpan rumahmu selagi kamu jalan. Kamu jadi begitu lambat,” ucap kancil lebih sopan. Ucapan kancil itulah yang akhirnya menghentikan langkah kura-kura. Ia seperti ingin mengucapkan sesuatu.

”Tak mungkin aku melepas rumahku,” suara kura-kura begitu tenang. ”Inilah jati diriku. Melepas rumah, berarti melepas jati diri. Inilah aku. Aku akan tetap bangga sebagai kura-kura, di mana pun dan kapan pun!” jelas si kura-kura begitu percaya diri.

***
Menangkap makna hidup sebagai sebuah pertarungan, memberikan sebuah kesimpulan bahwa merasa tanpa musuh pun sebenarnya seorang manusia sedang bertarung. Karena musuh dalam hidup bisa berbentuk apa pun, godaan nafsu, bisikan setan, dan berbagai stigma negatif. Inilah pertarungan yang merongrong keaslian jati diri sebagai muslim, aktivis, dan dai.

Pertarungan tanpa kekerasan ini bisa berakibat fatal dibanding terbunuh sekali pun. Karena orang-orang yang kalah dalam pertarungan jati diri bisa lebih dulu mati sebelum benar-benar mati. Ia menjadi mayat-mayat yang berjalan.

Bagian terhebat dari pertarungan jati diri ini adalah orang tidak merasa kalah ketika sebenarnya ia sudah mati: mati keberanian, mati kepekaan, mati spiritual, mati kebijaksanaan, dan mati identitas.

Oleh karena itu, tidak heran jika kura-kura begitu gigih mempertahankan rumah yang membebaninya sepanjang hidup. Walaupun karena itu, ia tampak lamban. Walaupun ia diserang ejekan. Kura-kura punya satu prinsip yang terus ia perjuangkan: inilah aku! Isyhaduu biannaa muslimiin.

Sumber: www.eramuslim.com

Membeli mimpi....


Life is Struggel. Pertama kita melangkah di jalan ini terasa sangat jauh sekali ujungnya, tak terlihat. Penasaran terus menggeliat diantara langkah-langkah kakiku, pertama melangkah sampai tak terhitung jumlah gerakan kaki-kaki ini, hingga ku temuakan sebuat tempat untuk bersandar dan termenung diantara kucuran keringat.

Sejumlah pertanyaan terus silih berganti di dalam hati, apa, dimana, kapan semua ini akan berakhir, terus dan terus mengejarku hingga akhirnya aku tertidur di sandaran itu.....

Tak terasa matahari telah menampakkan sinarnya, pertanda pagi telah kembali dari peraduan, perputarannya mengatarkan perjalanan panjang yang tak kunjung usai sampai sejauh ini. Semalam aku menyusuri jalanan panjang yang terus merangkak naik naik dan naik, belokannya sangat tajam kekiri ke kanan, turun lagi dan lagi, membentuk sebuah tulisan SUBHANALLAH, begitu panjang dan kompleks. Hitam rimbun yang menyembul di kiri kanan jalan slalu menghantui dan menggoda aku aku untuk terus berlari dan berlari lagi, sampai-sampai aku tak kuat untuk berlari.

Ku paksakan kaki kaki gembulku untuk terus bergerak, entah sampai kapan. Tabungan tenaga ini masih kuat untuk perjalanan jauh, terus menyusuri dan menemuka berjuta pengalaman, harapan baru dan kekuatan baru. Kawan, hidup harus terus berjalan entah sampai kapan, saat pertama aku melangkah tak membayangkan sampai sejauh ini, di tengah perjuangan ini keinginan dan hati membuat semangatku terus berkobar untuk terus melangkah.

Kawan, seandainya aku tak kuasa lagi melangkah buatkan aku sebuah tongkat untuk perjalanku, tongkat dimana akan membantu tuk menyelesaikan perjalanan ini. Seandainya tongkat yang kau berikan kepadaku telah lelah temani langkah kaki ini, tolong berikan aku sebuah tongkat lagi terus dan terus sampai di titik dimana aku mendapatkan semuanya. Kawan, tetaplah menemani langkah kaki ini, biarpun kau membawa sepeda motor, membawa, mobil, membawa, GP F1 sekalipun kau membawa Jet tempur tetaplah menemani perjalanan ini.

Teruslah bersama walau kau tak sepaham dan sependapat denganku lagi, itu pertanda bahwa kau telah menemukan sebuah jalan lain yang mungkin lebih baik atau bahkan lebih buruk dari jalan ku lalui, tak lupa akan bantuanmu kemarin kawan, aku kan slalu mengingat dan memberikan yang lebih kepadamu, tak lagi tongkat, kan ku buatkan sepatu yang memilih delapan roda, sehingga kau semakin mudah dalam melakukan perjalanan ini.

Susah senang bersama kita jalani, meniti dari satu titik ke titik selanjutnya, kau tercinta yang slalu ada untuk di temani dan menemani. Biarpun orang berkata apa, aku kan slalu menjaga langkah ini sampai mati dan menemukan kehidupan yang abadi. BISMILLAHIROBIL'ALAMIN.... kan slalu mengaum diantara langkah pertamaku.............. LIFE IS STRUGGEL. to be continue.....

Senin, 27 Juli 2009

Kabupaten Sragen buka 612 posisi CPNS 2009

Sebanyak 612 formasi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) jalur umum tahun 2009 diperoleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menyusul turunnya surat resmi dari kementerian Pemberadayaan Aparatur Negara (Menneg PAN) belum lama ini.

Dari kuota sebanyak itu, formasi tenaga kependidikan dan kesehatan mendominasi dengan jumlah kursi mencapai 300-an atau separuh lebih.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Kushardjono ketika ditemui Espos di lingkungan Setda setempat, Senin (27/7) mengatakan secara resmi Pemkab telah menerima surat dari Menpan tentang jumlah kuota CPNS formasi tahun 2009 yang diterima. Dalam surat yang diterima tanggal 14 Juli lalu, lanjutnya, kuota yang disetujui Menneg PAN untuk Kabupaten Sragen adalah sebanyak 612.

“Jumlah itu masih dimungkinkan bertambah atau berkurang. Kami masih akan mem-breakdown dulu ke bawah disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anggaran yang ada,” jelasnya.

Kushardjono mengatakan sebenarnya Pemkab Sragen mengajukan sebanyak 1.700 formasi untuk pengadaan CPNS umum tahun 2009 ini. Jumlah pengajuan tersebut disesuaikan dengan laporan kebutuhan dari masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Namun ternyata sesuai dengan surat yang diterima dari Menpan, kuota untuk Kabupaten Sragen hanya disetujui sebanyak 612.

“Jadi kuota 612 itu tidak serta-merta kami terima karena semua kaitannya dengan anggaran. Nanti tetap akan kami kaji kembali dan disesuaikan. Kalau memang anggaran tidak memungkinkan dan formasinya juga tidak begitu mendesak dibutuhkan, maka bisa jadi akan kami coret dulu,” jelasnya.

Lebih lanjut Kushardjono mengatakan dari 612 kuota yang diterima, formasi terbanyak adalah tenaga kependidikan dan kesehatan yang mencapai hampir 50% lebih. Sedangkan sisanya disediakan untuk formasi lainnya seperti tenaga administrasi dan tenaga teknis lain. Selain rekrutmen CPNS jalur umum, Kushardjono menambahkan tahun 2009 ini Pemkab juga akan mengangkat tenaga honorer yang tersisa dalam database memenuhi syarat (MS) A sebanyak 111 orang menjadi CPNS.
“Sesuai amanat PP 48/2005, seluruh honorer MS A harus dituntaskan sampai akhir tahun 2009. Nah, setelah MSA habis, baru kemudian langkah selanjutnya bagaimana mengusulkan revisi PP untuk rekrutmen honorer yang MS B,” imbuhnya.
Sumber: www.solopos.co.id

Benarkah cinta itu gila?

Malam ini, di kantor, sendiri menepi di pojok ruangan, setelah berfikir lama akan menulis tentang sesuatu, akhirnya aku ingat akan satu kisah hidupku, sebuah kisah nyata. Dimana aku selalu merasa bangga dan takut untuk menjalaninya (lagi) adakalanya merasa hangat di saat2 seperti itu, dan ada perasaan takut jika tak mampu mengendalikan diri.

Netral, Cinta Gila, meraung di kedua gendang telingaku, aku sengaja memutar habis volume winampku, hentakan bas dan deringan treble, dan suara vokalis, Bagus, yang tinggi membuat pikiranku menjadi tinggi juga. Terus kedengarkan hingga habis tak tersisa sedetikpun itu lagu. Ku putar ulang lagu tersebut, ku hayati dan secara perlahan masuk ke dalam pikiran terdalamku.

Lirik lengkap Cinta Gila by NETRAL Band

melesat menuju langit tujuh
secepat kilat menembus angkasa

jauh kutinggalkan planet bumi
terbang melayang melanglang buana

racun cinta membius hamba
panas dingin demam asmara

[reff]

cinta memang gila tak kenal permisi
bila disengatnya say no to kompromi

ku tak kuasa ku tak berdaya
si kerbau bego dicucuk hidungnya


Kisah kelam yang menghangatkan pada suatu musim kemarau di bulan Juli itu selalu teringiang dan "menghantui" pikiran dan jiwaku, ternyata masih ada orang seperti itu. Kisah ini tanpa sengaja sampai jauh menyeberang samudra, kisah yang seharusnya tidak menyeberang ke lain benua. Hingga pada suatu ketika mungkin terlalu asyik mengembangkan angan yang tanpa harapan, hingga kisah ini telah menyeberang. Kita tak sengaja menyeberangkan kisah ini, dan aku memahami manusia pastinya mempunyai khilaf dan mungkin khilaf itu yang mengajak kami tuk menyebrang ke benua lain.

Hangat, buliran peluh mengalir deras selama perjalanan singkat ini, tak membutuhkan waktu lama untuk mengukir sejuta kisah, mengukir kisah yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bukan aku merasa benci dengan kisa ini, tetapi lebih ke artian menyayangkan. Lirik lagu di atas bukan untukku tapi untuk dia, perasaannya tak bisa dikompromikan lewat kata-kata, terbang jauh ke awan meninggalkan bumi. Melesat cepat melebihi kecepatan cahaya, tanpa media perantara dan isolator.

Perasaanku berperang dengan batinku, perasaanku (syetan) mengatakan "teruslah maju demi kepuasan batinmu" di lain pihak batinku berteriak keras seperti suara sangkala "jangan dengarkan kata perasaanmu, itu adalah setan, pokoknya jangan kamu teruskan, sudah berhenti sampai di sini, titik" monolog diriku terus terjadi hingga akhirnya aku mengaku pasrah, apapun yang terjadi terjadilah. Sungguh sebuah jalan licin yang aku lalui tanpa menggunakan alas kaki yang bergerigi, kucoba terus perlahan dan berhati-hati dalam melangkah, akan tetapi sejauh aku melangkah yang terlihat hanyalah jalan becek dan liat. Pada satu titik dimana kesadaranku hilang kaki ini tak tahan untuk memplesetkan diri, waduwh........... akhirnya aku terpeleset juga.

Setiap hari komunikasi itu terjalin, perasaan senang, perasaan bangga, dan perasaan sombong bercampur menjadi satu, bagaikan jus aneka buah, tak karuan rasanya. Cinta memang Gila, untuk kisahku ini memang seperti itu. Cintanya kepadaku tak tehalang dimensi ruang waktu dan keadaanku, pokoknya. Yah... mau dibagaimanakan lagi, cinta itu hak, dan dia juga berhak tuk meluapkan rasa cintanya kepadaku, apapun yang ada di diriku dia tetap keukeuh untuk perasaannya itu. Sadar dan tau akan kesalahannya itu, tapi apapun yang terjadi dia tetap melenggang pergi tanpa permisi dengan nurani.

Sebuah puncak pertemuan tejadi pada pertengahan Juli, dimana kami "dipertemukan" untuk yang ke-2 kali, sebuah kesempatan untuk melontarkan sejuta bahkan lebih kata-kata yang tersimpan di dalam hatiku. Dimana sebelumnya aku telah tersadar akan keterplesetanku. Aku mulai mengerti akan ke khilafanku, dan akan aku perbaiki, akan tetapi aku juga tak mau menyakiti dia. Aku berusaha menjadi seorang lelaki yang tidak pengecut, menjadi seorang pria, seoarang ksatria.

Walaupun itu menyakitkan tapi aku berusaha jujur dengan keluarga dan teman. Ada yang menyarankan langkah A, langkah B, dan langkah C, tetapi aku mempunya rangkuman dari semua saran2 tersebut. Kucoba perlahan bicara, mengikuti iramanya, menganut faham dari cara yang baik akan menghasilkan yang baik pula. Itu aku anut selama bersamanya, perlahan kita bicara tentang kita, tentang bagaimana kita, dan tentang semua yang telah terjadi, apapun aku, dia mau dan dia akan melangkah jauh untuk itu.

Kucegah semuanya sebelum terlanjur, aku jelaskan siapa saya, siapa dia, jalan kehidupanku, jalan kehidupannya, dan itu akan menjadikan kebaikan buat semuanya, aku, dia, keluargaku, dan teman-teman kita. Tetesan air matanya membuatku menyesal, membuatku kalut dalam pikiran terdalam ini, kenapa... kenapa kau menangis, telah sadarkah, menyesalkah atau memang dia menangis karena kita tak mungkin untuk bersatu? hanya jawaban tangisan yang aku dengar.

Akhir kisah ini mungkin menjadikan sembilu di hatinya mungkin juga hatiku, aku telah berjanji untuk menemani sampai dia menemukan jati diri dan pasangan sehidup sematinya. Tapi itu hanya sekedar janji, janji janji yang tak bisa aku tepati, janjiku bukan janji suci, melainkan janji yang menenangkan hati. Aku sudah mengatakan semuanya terhadap dia, semua telah dia ketahui siapa aku dan siapa dia, tak pantas kita tuk bersama, selain itu karena status kita. Lajang dan sebaliknya.

Satu hal yang membuat aku merasa senang dengan kejadian ini, minimal aku telah sedikit membuka mata hatinya tentang kehidupan ini, yang mungkin selama ini dia tidak tau atau tidak mau tau tentang kehidupannya. Kedewasaannya hanya diperuntukkan dunia luar, kedewasaanya tidak dipergunakan untuk pribadinya. Semoga semua bisa berjalan dengan lancar, setia menemani sampai janji itu terpenuhi walaupun tanpa merubah elemennya, yang berubah hanyalah bentuk dari elemen itu.

Cinta Gila, ini sungguh terjadi di musim kemarau bulan Juli...
sebuah pelajaran hidup yang sangat berarti
pegangan tali ini masih terlalu kuat tuk tergoyah
menghabiskan kepuasanku hanya untuk pengalaman ini

dimana yang terjadi selalu ada awal
kisah dimana harus berakhir dengan tangisan
penyelasan itu belum terlambat
ini jalan terbaik yang harus ditempuh
buat diriku, dirimu dan lingkungan kita

kisah pertama dan terakhir dalam lembaran baruku
lembaran hitam terselip diantara jutaan lembaran putihku
tak bisa dibuang, tak bisa diubah
biarlah lembaran itu mengisi dan menghiasi kehidupanku
semua telah terlanjur dan aku telah menyadarinya

guru ini tlah menunjukkan jalan dimana aku harus melawatinya....

Jumat, 24 Juli 2009

Stereotip Bunga rampai


Dipagi yang teramat pagi ini, ku membayangkan sebuah keindahan sebuah bunga yang sirna karena tak ada yang merawat. Menyirami di pagi hari, memandikan cahaya mentari pagi, dan mengembalikan di saat senja tenggelam. Bunga itu tak terawat hingga akhirnya mati dikerubuti lalat. Kasihan......


Bunga rampai di pinggir jalan
Keindahan yang telena di terpa pelintas
Haus akan kemegahan dunia
Lapar akan kenikmatan sesaat

Bunga itu telah lama mati
Keindahannya diserahkan pada pemulung
Haus akan kemenangan
Lapar akan waktu yang tersisa

Bilamanpun kau tersirami
Keindahanmu tetap musnah dan tampak
Layu di tengah kesuburannya
Tergelatak begitu saja di sampar sandal

Terseok diantara sejuta kesenangan
Kamuflase sebuah kebahagiaan
Mengikhlaskan semua demi kepuasan itu
Menendang nurani, menelanjangi budi pekerti

Sungguh sebuah kemalangan
Sungguh sebuah kekhilafan yang di sengaja
Sungguh sebuah fikiran sesaat
Sungguh sebuah kemenangan sesaat
Sungguh sebuah tindakan yang sia-sia

Kasihan orang yang menemu bunga itu
Kasihan orang yang merawat bunga itu
Kasihan orang yang meluangkan waktunya
Kasihan bilama orang itu tak pernah tau

Kebahagianmu telah terampas pengalamanmu

Bendera hitam, maha seni yang rusak....

Kebebasannya mengantarkan dia sampai ke tiang tinggi, dimana bendera hitam telah ia letakkan di sana.

Kegagahan bendera itu menyiratkan sebuah arti kematian batinnya, setiap orang yang bisa melihat dengan seksama tulisan yang tersemat di dalamanya akan bertindak dan berlaku kasar. Ini bukan sebuah kiasan atau sebuah ancaman, melainkan sebuah keharusan tindakan yang mesti dilakukan.

Kabut tebal turun perlahan diantara rindang pohon, suasana dinginnya menelusuri relung jiwa kosong ini. Sepoi angin pagi menggoyangkan dedaunan yang terekat kuat di ranting-ranting pohon pinus. Pagi ini aku berjaket tebal dan di dalamnya masih menggunakan kaos rangkap berwarna cokelat bermotif garis. Terasa hangat dan yang terasa hanyalah kesejukan di raga ini.

Mentari kelihatan malu untuk menampakkan tubuhnya yang seksi, pancaran kulitnya yang kuning, tersembul di antara awan dan kabut tipis, hanya mengintip dari baliknya. Semburat cahayanya menenangkan jiwa ku, pertanda pagi ini hujan tidak turun lagi. Kulihat bendera hitam itu berkibar kencang, bersorak-sorai jauh di atas sana, bermain bersama tiupan angin pagi yang dingin. Aku paham akan kedinginnya, aku melihat dengan seksama kesendiriannya di sana, dan itu adalah sebuah pertanda bahwasannya dia menginginkan turun dan berkumpul menghangatkan bandannya yang semalam terkerubut kabut air.

Bendera hitam, yah bendera hitam itu senantiasa mengingkari hatinya untuk berhenti berkibar, bergoyang dan bersorak-sorai. Kesendiriannya terlihat jelas diantara keramaian pasar tradisional. Berdiri tinggi, sangat tinggi dan tertinggi di antara yang lainnya. Pagi itu terlihat melintas seorang penjaga gedung mewah yang bercat putih, lebih tepatnya kuning gading, berjalan pelan menahan kantuk. Perlahan dia mendekat ke tiang dimana bendera hitam itu nangkreng di atas sana, dalam batin aku begumam "tak sopan kamu, lihatlah dibawah sini, ada orang tua dengan berselimutkan sarung kumal dan keletihan karna semalam menjaga kau dan yang lainnya."

Bendeara itu tak menghiraukan apa yang terjadi di bawah sana, apa yang diperbuat oleh orang2 di bawah sini, kau terus bernyanyi dan bersorak kegirangan bersama tiupan angin, seakan kau mencuri perhatian dengan ukuranmu yang besar dan panjang. Setiap orang yang melintas melihat sekilas ke arahmu, tak kau lihatkan, tak kau pahamkah selama ini banyak diantara pelintas itu memperhatikan dan mengagumimu. Ah... bendera ya tetap bendera tak menghiraukan apapun yang ada dan terjadi di depannya, kau tetap saja bergoyang dan melambai seakan menggoda setiap orang yang dapat tergoda.

Ketakutanku selama ini, kesedihanku selama ini, kenapa harus bendera hitam yang ada di ujung sana, kenapa tidak kau kibarkan saja bendera sang saka merah putih, kenapa tidak kau kibarkan saja bendera partai yang beraneka warna dan berdesain indah. Kenapa kau kibarkan benderah hitam yang menghiasi taman dan gedung indahmu itu. Semua itu karena kebiasaan ataukah memang kesalahan kau memilih warna, apakah tidak kau ketahui sekian banyak orang yang melintas tau bahwa itu adalah lambang dari kejelekan, lambang kebusukan dan lambang dari hal2 yang tidak disukai oleh orang yang normal.

Bendera hitam terus bergoyang menantang alam, hingga suatu ketika ujunnya mulai rapuh dimakan masa, ujungnya mulai sobek dimakan sinar mentari dan tiupan angin yang kencang, ujungnya mulai hancur dimakan usianya. Dirimu akan musnah tanpa sisa dan yang terasa hanyalah penyesalan, bendera hitam telah hilang musnah. Kucoba mendekatimu, kucoba merayumu untuk turun dengan seabrek aktifitas yang tak kau sadari merusak dirimu sendiri, kucoba menarik tali yang mengikat erat aktifitasmu, perlahan kudekati tiang itu, melepaskan tali erat yang terikat di tempatnya.

Kebaikanku mengantarkan aku sampai sejauh ini, menurunkanmu, mengusapmu, menenangkanmu, dan pada akhirnya aku mengusap dan memperbaikimu, walapun aku belum yakin apa yang aku lakukan ini akan mempertahankan tubuhmu. Aku hanya mencoba untuk melakukan sebuah penyelamatan kehancuran yang ada di depanmu. Terus kucoba melipatmu menggunakan kedua tanganku, kasian melihat tubuhmu yang telah rusak, pecah, sobek, dan sebaian telah menjadi rapuh karena keasyikanmu selama di atas sana.

Selama aku memeganggu kuberikan sebuah perbaikan sana-sini, kijahit sobekan itu, ke tambal bolongan itu, dan ku cuci walaupun tidak mengembalikan kebentuk awalmu. Terus kucoba memperbaikimu, entah sampai kapan ini akan berlangsung, selama masih di pegangan tanganku kupastikan terawat dan terlindungi.

Bendera hitam, air matamu menetes pelan kebawah, sekan menyiratkan keinginanmu terus bersamaku, terus berada dalam genggaman tanganku dan tersirat keinginan dibuatkan sebuah kotak tempat menyimpanmu. Tapi aku tak punya cukup waktu dan cukup uang untuk membuat semua itu, bukannya aku tak mau, aku tak ingin memilikimu, aku hanya ingin membantumu menjadikan sebuah bendera yang terlihat rapih, aku telah mencoba tapi kamu bukan milikku, jadi aku tam mau memilikimu juga, aku hanya ingin membantu merawatmu, membenahimu karena selama ini tidak ada orang yang memperdulikanmu. Mereka hanya memandangmu tanpa memberikan sebuah sentuhan yang nyata kepada tubuh indahmu.

Aku telah berusaha dan mencoba memperbaikimu, aku tak bisa memilikimu, dan aku juga tak mau memilikimu, semoga tindakanku ini bisa membantumu, bertahan menjadi bendera hitam yang memiliki asa, dan semoga dikemudian hari kamu menemukan orang yang benar2 mau merawatmu, menyimpanmu dalam kotak mewah seperti yang kau inginkan. Bendera hitam sebuah kekuatan yang jika salah menempatkan akan berubah menjadi tanda kebejatan, dan yang jika benar dalam menempatkan kamu akan menjadi sebuah produk seni yang mengagumkan. Kebaikan itu ada di pribadi kamu, selama kamu mau dan berusaha menemukan tempat itu, kebahagiaan akan tersemat di dirimu, aku yakin akan hal itu.

Bendera hitam, semoga kebersamaan yang singkat ini menjadikan pelajaran, dan kau selalu ingat dan menjaga perawatanku yang hanya sedikit itu. Semoga...............!!!

Kamis, 23 Juli 2009

Segala macem theklek... (dari teman)

Theklek asli
: dari kayu, tinggal dikasih bandhat, atau bendrat, kadang malah potongan ban bekas, kalo dipake jalan bunyinya klethak klethe, mbrebegki...


Theklek tradisional
Theklek kecemplung kalen, timbang golek aluwung balen

Theklek ra gelem kalah
Theklek kecemplung laut, timbang golek aluwung ngrebut

Theklek kuempruohe puooolll...
Theklek midak tembelek, rasah golek teko dhewek :-)

Theklek nyasar...
Theklek temangsang nang wit kurma(o), sing digolek anak e wis lima(o)
[nek siji yo isih mikir-mikir...]

Theklek ngiman...
Theklek seko kayu glugu, siji digolek entuk e malah telu
[borong sisan, dab...]

Theklek bluluk...
Theklek sejinah ditumpuk, golak golek ra entuk-entuk

Theklek setia...
Theklek apik diblandhangne (dicolong), timbang golek luwung ngenteni randhane...
[DJARUM, dab... Demi Jandamu Aku Rela Untuk Mu]

Theklek kampret
Theklek kecemplung kali ra iso nglangi, timbang golek mendhing nggowo lari sing dicomblangi...
[ra toto nek jaman semono hare...]

Theklek melas...
Theklek ra iso di las, sing di golek jebul e ra nggagas blass...

Theklek idealis
Theklek dibrakoti tapir, ra golek golek malah mung kakehan mikir...
[mikir thok... ra ono realisasine...]

Theklek low profile
Theklek ora ono sing seko bumbung, bar ketemu olehe golek jebul gak wani nembung

Terorisme dan "hobi"


Juma'at 17 Juli 2009, pagi pukul 9 aku menhidupkan televisi yang terdapat di dalam buffet tua, TV 14" yang slalu setia menemani waktu senggangku. Mulai aku acak saluran yang sesuai dengan keinginanku.

Dari dalam televisi itu aku mendengar seorang wanita yang berbicara, ya Anchor berita salah satu televisi swasata Indonesia, samar-samar aku mendengar "bom meledak lagi di hotel JW Marriott dan hotel Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Jumat, 17 Juli 2009 pukul 07. ..."

Wow.......... jeritan, kebencian, teriakan, dan segudang pikiran campur aduk dalam hati ini. Ini tidak mencerminkan lagu bang Roma "cukup satu kali kehilangan tongkat cukup satu kali..." setelah guncangan 2003, kenapa hal yang sama terulang kembali di tempat yang sama, apakah SOP pengamanan sudah dijalankan dengan semestinya? atau para pelaku lebih pandai? apa metal detector nya tak berfungsi? banyak pertanyaan yang tidak bisa terjawab saat itu.

Aku yakin sebagian besar bisa dikatakan mendekati 100% rakyat Indonesia mengecam dan mengutuk tindakan bondoh itu, tindakan yang membawa sebuah penderintaan khususnya keluarga korban ban umumnya rakyat Indonesia. Sebuah tindakan bodoh, (mungkin) emosi sesaat yang menimbulkan efek yang berkelanjutan.

"Korban" pertama dari kejadian ini adalah para pencinta klub sepakbola Manchester United, yang sedianya akan bertandingan melawan Indonesia All Star dalam rangkaian Tour Asia 2009, bagaikan nasi telah menjadi bubur, semua persiapan telah terlaksana dengan baik, panitia, lokasi, raounding acara dan semua tetek bengek guna menyambut kedatangan para pemain MU. 3 hari sebelum hari H (tanggal 20 Juli 2009) semuanya kacau, semuanya menjadi berantakan dan pupus sudah harapan sebuah team berkelas dunia tampil di negeri tercinta, di stadion kebanggan kita.

Bagaimanapun itu adalah perbuatan keji dan tak manusiawi, tapi lantas apa yang selama ini kita (khususnya aparat yang berwenang) lakukan? tindakan preventif apa yang telah di terapkan? berhasilkah, adakalanya perlu mengupgrade tindakan itu. Petugas keamanan sekelas hotel Marriott pastinya sangat mumpuni, dengan SDM dan fasilitas keamanan yang terbaru. Jika begini berarti bisa disimpulkan, teroris lebih pintar dari petugas keamanan dong? bisa ya dan bisa tidak.

Teror, ya teror buat kebanyakan orang adalah sebuha hal yang menakutkan dan mengerikan. Tapi jawaban yang berbeda jika kita lontarkan ke orang yang hobinya membuat teror, itu adalah "pekerjaan" yang menurut dia bisa di pertanggungjawabkan dihadapan yang pencipta yaitu Allah SWT, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pimpinan kelompok terorisme tersebut. Ini adalah sebuah kemenangan buat mereka, dan tentunya mereka telah merasa berhasil dan sukses dengan jadwal yang telah di tetapkan.

Kenapa di negeri yang penuh dengan kekayaan alam, budaya dan kedamaian ini selalu tercipta sebuah teror bom. Apakah ini dampak dari sistemp pemerintahan yang mawut, sistem birokrat yang sekarat, ataukah karena budaya korupsi kolusi dan nepotisme di pelihara dan dianak pinakkan? yah... semoga dengan kejadian ini semua bisa terungkap, siapa, mengapa mereka melakukan hal seperti ini. Seberapa hebatnya effek kejadian bom ini, ada yang lebih jauh membunuh lagi yaitu Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Jika Tripartit itu tidak segera ditumpas bom-bom lain akan bermunculan dan semakin banyak.

Jadikan negeri ini yang berpadangan Ketuhanan dan Kemanusiaan jangan dijadikan pandangan kehartaan.

Gibah yang diperbolehkan

Menurut bahasa, kata gibah berasal dari al-ghib (tidak tampak). Makna gibah berkembang jadi bergunjing atau membicarakan aib orang yang tidak disukai. Gibah merupakan penyakit jiwa yang destruktif (berbahaya).

Hukum gibah adalah haram. Tidak ada pengecualian mengenai perbuatan ini kecuali bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat seperti beberapa hal atau kasus sebagai berikut:
1. Orang yang mazhlum (teraniaya) boleh menceritakan dan mengadukan kezaliman orang yang menzaliminya kepada seorang penguasa atau hakim atau kepada orang yang berwenang memutuskan suatu perkara dalam rangka menuntut haknya.
2. Meminta bantuan untuk menyingkirkan kemungkaran dan agar orang yang berbuat maksiat kembali ke jalan yang benar.
3. Memperingatkan kaum muslimin apabila ada perawi, saksi, atau pengarang yang cacat sifat atau kelakuannya, menurut ijma ulama, seorang muslim boleh bahkan wajib memberitahukannya kepada kaum muslimin. Hal ini dilakukan untuk memelihara kebersihan syariat.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda, “Setiap harta, kehormatan, dan darah seorang muslim adalah haram atas muslim lainnya. Cukup buruklah seseorang yang merendahkan saudaranya sesama muslim.”
Beberapa hal yang dapat menjauhkan seseorang dari gibah:
1. Merasakan apakah yang dibicarakan itu termasuk gibah atau bukan. Caranya dengan membayangkan seandainya orang yang dibicarakan itu mendengar apa yang ia bicarakan, jika dia merasa tidak senang maka itu adalah perbuatan gibah.
2. Setelah mengetahui haramnya gibah,berusahalah semaksimal mungkin untuk menjauhinya yaitu dengan menyeleksi apa yang akan dikatakan.
3. Menelaah, merenungkan, dan meyakinkan diri sendiri bahwa dengan membicarakan kejelekan orang lain sebetulnya itu sama sekali tidak akan menambah derajat seseorang.
4. Menyadari bahwa seseorang yang dibicarakan kejelekannya itu sebenarnya adalah saudaranya sendiri, bukan musuh yang harus dihujat atau pun dicela.
5. Jika diajak membicarakan kejelekan orang lain, seorang muslim harus menyadari bahwa ada dua kemungkinan tentang orang yang menggunjing, pertama karena dia belum tahu haramnya gibah menurut Islam atau kemungkinan kedua yaitu dia sedang khilaf tanpa sengaja telah menggunjing. Maka berusahalah untuk menghentikannya secara makruf tanpa menyinggung perasaannya. Caranya, ingatkanlah secara lisan bahwa gibah itu dilarang.
Jumhur ulama berpendapat, cara yang mesti ditempuh oleh orang yang bertobat karena menceritakan saudaranya ialah hendaknya dia menghentikan perbuatan itu dan bertekad tidak akan mengulanginya. Sebagian ulama men-syaratkan pula untuk meminta maaf kepada orang yang telah digunjingkannya itu. Adapun yang lainnya mengatakan bahwa tidak menjadi syarat baginya meminta maaf kepada orang itu. Karena bila dia memberitahukan kepada orang itu tentang gunjingannya, barangkali ia akan merasa lebih sakit daripada dia tidak mengetahui apa yang telah dipergunjingkan orang terhadap dirinya itu.

Rabu, 22 Juli 2009

DPRD panggil Kades-Sekdes Tegalombo

Itu semua akan kami lakukan untuk mengetahui benar tidaknya penyalahgunaan ADD. Nantinya, seluruh unsur yang kami panggil diharapkan dapat menjelaskan sesuai dengan bidangnya.


Sragen (Espos)-DPRD Sragen bakal melakukan pemanggilan terhadap Kades Tegalombo, Jumari dan Sekdes Tegalombo, Sri Hartini akhir bulan Juli mendatang. Pemanggilan tersebut terkait dengan klarifikasi dan penjelasan terkait dugaan penyalahgunaan penggunaan dana alokasi dana desa (ADD) di desa setempat sejak beberapa tahun terakhir.
Demikian dijelaskan Ketua Komisi A DPRD Sragen, Mahmudi Tohpati saat ditemui Espos di kantornya, Selasa (21/7). Selain permintaan keterangan terhadap kedua unsur yang sedang bertikai, sedianya pihaknya bakal melakukan pemanggilan terhadap Kabag Pemerintahan Sragen, Asisten I, Inspektorat, camat, dan BPD.
“Itu semua akan kami lakukan untuk mengetahui benar tidaknya penyalahgunaan ADD. Nantinya, seluruh unsur yang kami panggil diharapkan dapat menjelaskan sesuai dengan bidangnya masing-masing,” jelasnya.
Dia mengatakan, rencana awal pemanggilan dilakukan tanggal 28 Juli mendatang. Persoalan ADD menjadi persoalan penting yang mendapatkan perhatian khusus, lantaran menyangkut masyarakat di desa yang bersangkutan. “Desa dapat membangun ya dari ADD. Makanya, dengan santernya pemberitaan terkait perseteruan Pemdes di Tegalombo, kami merasa perlu mengklarifikasinya lebih lanjut,” ulasnya.
Sebelumnya, Kades Tegalombo, Jumari dan Sekdes Tegalombo, Sri Hartini terlibat perseteruan soal dugaan penyelewengan ADD sejak beberapa tahun terakhir.
Awalnya, Sekdes menuding Kades telah melakukan dugaan tindakan korupsi saat merealisasikan ADD. Lantaran kesal, Kades setempat tidak menerima tudingan itu dan balik menantang Sekdes untuk membuktikan secara hukum. “Saya sudah menyiapkan langkah hukum soal itu,” jelas Jumari.

Selasa, 21 Juli 2009

Seberapa jauh jalan pikiran kita

Bukankah setiap peran memerlukan dialog, akting dan tentu saha alur cerita apa yang akan diperankannya. Setiap ada kesempatan dan setiap orang yang hidup di dunia ini berperan dan memerankan salah satu penokohan.

Hidup di dunia ini selalu dibarengi dengan dua hal yang saling berlawanan, susah senang, introvert ekstrovert, tinggi rendah, dan seabreg keterbalikan lainnya. Asumsi seseorang mengenai satu dan lain hal tentunya sangat berbeda walaupun tidak menutup kemungkinan cara yang digunakan sama. Manusia dipandang lebih dewasa tidak berdasarkan tingkat umur, kedewasaan seseorang lebih didasarkan pada cara pandang dia terhadap setiap hal yang ada.

Pernah berbincang dengan teman mengenai arti kedewasaan, dia mengatakan bahwasannya setiap orang yang sudah berumur matang dan cakap bicara maka orang itu bisa dikatakan dewasa, dan dia menambakan pula dewasa biasanya dibarengi dengan sifat sabar, ikhlas dan berpadangan luas. Sebuah pertanda bahwa kedewasaan tidak hanya berdasar pada kuantias umur akan tetapi lebih di dasarkan pada kualitas cara pandanga dan jauh dekat pikiran seseorang dalam menyikapi sebuah masalah.

Itu tidak bisa dipaksakan kepada individu yang terkait, kedewasaan timbul dengan sendirinya bersama dengan perjalanan sang waktu. Akankah sifat itu bisa dipelajari, saya katakan bisa, karena tindakan yang dibarengi dengan dasar dan teori relatifitas akan menjadikan tindakan tersebut membawa kita ke tingkat kedewasaan yang lebih tinggi.

Tertawa, senang, menangis, sedih adalah sebuah sifat yang wajar dan manusiawi, akan tetapi ketika tindakan yang tersebut diatas dilakukan di tempat yang salah akibatnya akan fatal, dan itu bersifat privat. Kenapa saya mengatakan privat karena tindakan itu yang merasakan adalah diri sendiri, timbul karena adanya dorongan untuk melakukan, dan itu bisa menggambarkan seberapa tingkat dewasanya dia, itu baru dari segi sifat yang general. Ketika tangisannya di tempatkan pada tempat yang seharusnya, begitu juga dengan tertawanya, orang lain menilai itu adalah sebuah kewajaran. Tetapi dari hal yang kecil itu, jka penempatannya salah maka kita langsung bisa menarik kesimpulan bahawa tingkat kedewasaannya perlu di pertanyaakan, bahkan dia bisa dikatakan jalan pikirannya terlalu cetek.

Banyak kejadian disekitar kehidupan kita, mungkin kita sendiri yang mengalaminya. Ketika teman, sodara, atau diri kita sendiri yang mengalami suatu kejadian yang salah, -manusia khilaf di dunia ini wajar- seharusnya kita sebagai individu yang matang lantas tidak meninggalkannya, mencemoohnya, semakin menjadikan kesalahan itu sebagai konsumsi bincang-bincang. Efektifitas sifat diperlukan dalam permasalahan seperti ini, disamping mengukur dan belajar bersikap dewasan dan mendewasakan permasalahan, ini lebih ke cara pandanga seseorang mengenai permasalahan itu sendiri.

Ketika teman kita menghadapai sebuah permasalahan tak sepantasnya kita meninggalakannya, justru diri kita dituntut untuk membimbing mengarahkan dan memberi penerang jalan untuk keluar dari permasalahannya ini. Jangan malah di tertawakan, di hujat, di jadikan bahan perbincangan atau apapun hal lainnya. Karena kita mau untuk itu ya harus dibarengi dengan sikap iklhas dan tidak jumawa. semoga...........

Sabtu, 18 Juli 2009

Kades Tegalombo tuntut balik Sekdes

Kalijambe (Espos) Kades Tegalombo, Kalijambe, Jumari tidak menerima tudingan dianggap melakukan tindakan korupsi dana ADD desa setempat dalam beberapa tahun terakhir.

Tudingan yang dialamatkan kepadanya dinilai tidak berdasar dan tidak benar adanya. Menurut Jumari, sejauh ini proyek pembangunan di Tegalombo sudah berjalan sebagaimana mestinya.

Segala program pembangunan yang sudah disepakati antara pemerintah desa (Pemdes) dengan masyarakat sudah dilakukan dengan baik. Di antaranya adalah upaya perbaikan pengaspalan jalan dan berbagai pembangunan fisik lainnya.

“Ini sudah mengandung pencemaran nama baik namanya. Saya akan menuntut pertanggungjawaban Sekdes. Kalau dia tidak dapat mempertanggungjawabkan apa yang sudah dikatakannya selama ini, maka saya akan menuntut balik. Diproses hukum pun saya siap menghadapinya,” jelasnya kepada Espos, Jumat (17/7).

Dia mengatakan, tudingan tindakan korupsi itu sebenarnya berawal dari dendam pribadi Sekdes. Pasalnya, sejak akhir pekan lalu, pihak Pemdes menuntut Sekdes untuk segera mengembalikan tanah bengkok yang dimilikinya. Hal itu dilakukan menyusul kesepakatan bersama sesaat setelah Sekdes diangkat sebagai PNS. Sekdes tersebut diberikan batas waktu pengembalian tanah bengkok hingga 1 April 2009.

“Posisi saya kan sebagai seorang Kades, jadi saya berhak menyampaikan instruksi dari Pemkab itu. Namun, sepertinya saat saya minta untuk mengembalikan, justru si Sekdes ini ingin nggondeli terus bengkok yang dimilikinya. Kalau sudah seperti ini kan tidak benar adanya,” jelasnya.

Cari kesalahan
Menurut dia, luas tanah bengkok yang dimiliki Sekdes setempat mencapai dua hektare. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukannya, ternyata tanah tersebut sedang disewakan kepada seseorang selama dua tahun ke depan. Sehingga, saat Pemdes meminta tanah itu, Sekdes yang bersangkutan sampai saat ini belum memberikannya.

“Sudah jelas, apa yang dikatakan Sekdes itu hanya egoisme pribadi. Tidak berdasar, dan saya pikir Sekdes itu sudah frustrasi terhadap apa yang saya lakukan. Makanya, dia mencoba untuk mencari-cari kesalahan saya sebagai Kades. Tapi, faktanya justru apa yang ditudingkan kepada saya itu menjadi bumerang bagi dia,” terang dia.

Sebelumnya, Sekdes Tegalombo, Sri Hartini menuding pengelolaan keuangan yang ada di desanya tidak dilakukan secara transparan oleh Kades terkait. Bahkan, dalam berbagai kesempatan dirinya tidak pernah diajak membahas persoalan keuangan desa. “Saya menilai memang sudah ada unsur korupsi di sana. Karena, saya ini orang dalam, jadi saya tahu mengetahui semuanya,” ulasnya.

Pada kesempatan yang sama, anggota DPRD Sragen, Inggus Subaryoto mendesak agar persoalan ini ditangani serius oleh pihak eksekutif maupun legislatif. Oleh karena, keberadaan uang ADD merupakan uang rakyat yang harus dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. “Memang harus ditelusuri lebih lanjut, kalau ingin mengetahui persoalan sebenarnya,” kata dia.

Sumber: www.solopos.co.id

Penggunaan ADD tak transparan; Kades Tegalombo dituding korupsi

Realisasi penggunaan Anggaran Dana Desa (ADD) di Desa Tegalombo, Kalijambe yang berlangsung sejak tahun 2006 hingga sekarang dinilai tidak transparan.

Sejauh ini, realisasi penyaluran dana ADD di desa setempat hanya mencakup 50% dari dana keseluruhan. Sedangkan, sisa penggunaan ADD tidak diketahui secara pasti penggunaannya.
Demikian ditegaskan Sekretaris Desa Tegalombo, Sri Hartini saat dihubungi Espos, Rabu (15/7). Akibat tidak transparannya penggunaan dana ADD tersebut dinilai menghambat proses pembangunan desa, baik secara fisik maupun nonfisik. Padahal, menghadapi era kemajuan, mestinya pembangunan di Tegalombo menjadi skala prioritas yang tidak boleh ditinggalkan.
”Ketidaktransparanan penggunaan dana ADD itu memang sudah berlangsung sejak tahun 2006. Sementara, saya ini kan kapasitasnya sebagai Sekdes. Mestinya, saya harus mengetahui alur masuk dan keluarnya penggunaan dana. Saya menilai memang sudah ada indikasi korupsi di sini,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, keberadaan seorang Sekdes di Tegalombo tidak lebih sekadar sebagai bamper Kepala Desa (Kades). Ketika menghadapi persoalan serius yang terkait dengan masa depan desa, Kades yang bersangkutan mulai menggandeng Sekdes. Namun, saat membahas keuangan, Sekdes selalu dilangkahi. ”Oleh karena perlakuan yang ingin menang sendiri dari seorang Kades, maka hubungan saya (Sekdes-red) dengan Kades selalu renggang,” katanya.
Menurut dia, dana ADD yang diterima di Tegalombo berkisar puluhan juta rupiah. Dari jumlah tersebut, 50% jatah ADD yang seharusnya digunakan untuk pembangunan desa justru masuk ke kantong pribadi. Di sisi lain, penyaluran dana ADD itu pun berlangsung setengah-setengah.
Menurut anggota DPRD Sragen, Inggus Subaryoto munculnya pengaduan seorang Sekdes terhadap kepemimpinan Kades harus ditindaklanjuti. Paling tidak, upaya klarifikasi dan pembuktian berbagai tudingan tersebut dapat diuji kebenarannya. ”Kalau sudah seperti itu, mestinya Komisi A segera melakukan pemanggilan terhadap seluruh pihak terkait.”
Terpisah, menurut Kades Tegalombo, Jumari, apa yang ditudingkan Sekdes terhadapnya termasuk tudingan yang tidak mendasar. Pasalnya, selama ini realisasi penggunaan ADD di Tegalombo sudah berjalan lancar. Berbagai proyek pembangunan seperti pengaspalan jalan dan yang berwujud fisik atau nonfisik lainnya sudah dilakukan sebagaimana mestinya.
”Saya tidak terima kalau dikatakan seperti itu. Pokoknya saya akan menuntut balik kepada Sekdes, karena pernyataannya telah merugikan saya. Itu hanya upaya dendam pribadi ketidaksenangan Sekdes terhadap saya. Perlu diketahui, untuk tahun ini saja, pencairan tahap pertama dana ADD senilai Rp 70 juta juga tidak ada masalah,” terang dia.

Jakarta dibom, 9 tewas

Ibukota Jakarta kembali diguncang ledakan bom, Jumat (17/7) pagi. Restoran Airlangga Hotel Ritz Carlton dan Syailendra Hotel JW Marriott luluh lantak akibat dibom sekitar pukul 07.45 WIB.

Sedikitnya sembilan orang dilaporkan tewas dan 52 lainnya terluka akibat insiden yang menampar muka Indonesia menjelang pertandingan Manchester United (MU) melawan tim Indonesia All Star yang sedianya digelar, Senin (20/7) itu. Karena insiden itu, pihak MU akhirnya membatalkan datang ke Indonesia.
Enam orang ditemukan meninggal di JW Marriott, dua di Ritz Carlton sedangkan satu orang meninggal saat dirawat di RS.

Di antara korban tewas adalah Presiden Direktur Holcim Timothy Mackay dan Commercial Manager PT Thiess Contractors Indonesia Garth McEvoy, Natan Verity, 39, asal Australia, Arnold (Singapura), Darmanto (Indonesia) sementara jenazah lain belum teridentifikasi.

Dua dari delapan orang yang meninggal di lokasi kejadian diduga kuat sebagai pelaku bom bunuh diri tersebut. Para korban dibawa ke RSCM Jakarta, Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dan RS Medistra.
Menurut data di kepolisian, ledakan pertama terjadi pukul 07.45 WIB di Restoran Airlangga Hotel Ritz Carlton di Jl Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Beberapa menit kemudian terjadi ledakan lebih dahsyat sehingga mengakibatkan bagian depan hotel hancur berantakan.

Sekitar pukul 07.47 WIB, ledakan terjadi di Restoran Syailendra Hotel JW Marriott dan mengakibatkan kondisi tak kalah parah. Para korban rata-rata ditemukan dalam kondisi berlumuran darah akibat terkena pecahan kaca dan serpihan bom. Beberapa korban bahkan ditemukan dalam kondisi tubuh tidak utuh.

Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, memastikan dua orang yang ditemukan tewas di lokasi kejadian adalah pelaku bom bunuh diri. ”Dari olah TKP didapatkan fakta dua pelaku bom bunuh diri,” kata Bambang.
Menurutnya, tim Disaster Victim Investigation (DVI) Mabes Polri tengah melakukan pemeriksaan terhadap identitas pelaku. ”Dua pelaku sedang dalam pendalaman identitas karena di Ritz Carlton, TKP dalam keadaan utuh. Di JW Marriott batok kepalanya lepas, tapi masih bisa diidentifikasi,” lanjutnya.

Menginap
Kapolri menyebut, pelaku yang mengebom JW Marriott berinisial NA menyewa kamar 1808 di lantai 18 selama satu pekan. Sumber di kepolisian mengungkapkan, NA bernama lengkap Nurdin Aziz. Kamar 1808 itu dijadikan posko para pelaku bom bunuh diri. Sama seperti halnya pelaku bom di JW Marriott, pelaku bom bunuh diri di Ritz Carlton juga menginap di hotel tersebut. ”Ada kemungkinan itu, kami masih menelusuri,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Chrysnanda di lokasi kejadian.

Kapolri menambahkan, pelaku peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton identik dengan jaringan terorisme yang telah ditangkap polisi di Cilacap dan Malang, beberapa waktu lalu. ”Untuk masyarakat di mana saja berada agar memberi info secepatnya apabila ada orang-orang yang tidak dikenal, karena ternyata seperti yang baru saja kami ungkap di Cilacap dan Malang, ada pelaku yang bomnya kami temukan identik dengan yang di sini.”

Terpisah, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna mengatakan, meski para pelaku telah menginap cukup lama di hotel, namun bom yang diledakkan diracik di luar. ”Mereka tidak meracik di dalam. Mereka membawa dari luar,” ujar Kadiv Humas.
Nanan Sukarna mengatakan, bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton memiliki daya ledak rendah (low explosive). Jenis bom yang digunakan sama untuk dua lokasi tersebut.

Berdasarkan pantauan kemarin, di sekitar hotel, sedikitnya sembilan mobil ambulans dan dua mobil pemadam kebakaran terus berjaga-jaga. Sementara tim gegana dan tim reserse Polri terus menyisir hotel guna mencari bahan peledak lainnya. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono menyatakan pihaknya berhasil menjinakkan bom rakitan di kamar 1808 Hotel JW Marriott.
”Bom langsung dapat diurai, dan isinya bubuk hitam low explosive dan terdapat mur-mur,” katanya.

Dikatakan dia, bom yang ditemukan memiliki jenis yang sama dengan yang berada di TKP pengeboman.
Guna mengusut kasus itu, polisi menyita circuit closed television (CCTV) di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton.
Dari rekaman CCTV, terlihat seorang lelaki misterius tiba-tiba berjalan cepat menuju restoran di lobi Hotel Ritz Carlton. Pria tersebut membawa dua tas hitam, mengenakan kacamata hitam, topi hitam dan jas hitam. Tas yang dibawa merupakan tas ransel yang dikenakan di depan serta tas travel bag yang diseret.

Diduga kuat pria yang terekam di CCTV tersebut adalah pelaku pengeboman. Sekitar 40 detik setelah pria tersebut datang, tiba-tiba terjadi ledakan besar di lobi hotel.
Guna penyidikan lebih lanjut, aparat Densus 88 Mabes Polri bergerak cepat dengan mengamankan dua saksi kunci peristiwa peledakan bom di Hotel JW Marriott. Saksi itu mengetahui bagaimana peristiwa bom bunuh diri terjadi.

Mereka masing-masing berinisial DAT dan BT. Keduanya saat ini masih menjalani perawatan di RS Jakarta, karena juga menderita luka. Kedua saksi ini mengetahui saat pria bertopi, berjaket, dan membawa tas bisa masuk dan meledakkan diri.
”CCTV itu dibawa ke Puslabfor Mabes Polri untuk diidentifikasi,” kata Kombes Pol Chrysnanda.

Pelaku bom bunuh diri dalam kondisi hancur lebur. Kepalanya terlepas dari tubuh. Kepala di Hotel Ritz Carlton rusak, karena batok kepalanya terkelupas. Wajah pelaku bom bunuh di Ritz Carlton agak sulit diidentifikasi. Sedangkan potongan kepala yang ditemukan di Hotel Marriott masih utuh. Foto potongan kepala yang ditemukan di Marriott inilah yang beredar lewat Internet.

Sementara itu, seorang warga Amerika Serikat, David Potter, 60, yang menjadi korban ledakan bom di Hotel JW Marriott dirujuk ke rumah sakit Singapura setelah sebelumnya mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Jakarta. ”Potter mengalami patah kaki kiri dan sudah dirujuk ke Singapura,” kata Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan, Rustam S Pakaya.

Luka sobek
Rustam menambahkan, ada seorang warga Kanada, Edward Thelsen, yang juga menjadi korban ledakan di JW Marriott dirujuk ke RSPP akibat luka bakar yang dideritanya. Menurut Rustam sebagian besar korban ledakan bom baik yang terjadi di Hotel JW Marriott maupun Ritz Carlton datang ke rumah sakit dengan luka sobek di sekujur tubuhnya.

Berdasarkan data sementara yang dikumpulkan, katanya, total korban cidera ledakan bom berjumlah 55 orang dengan perincian 39 orang ditempatkan di Rumah Sakit MMC Kuningan, 13 orang di Rumah Sakit Jakarta, satu orang di RSPP, satu orang di Rumah Sakit Medistra dan seorang lagi dirujuk ke Singapura.

Sementara itu, para tamu di hotel tidak diperkenankan mengambil barang-barangnya di kamar hotel pasca-ledakan bom yang terjadi Jumat pagi. Salah seorang tamu, Saprial, mengaku kesulitan saat mengambil barang-barang berharga miliknya yang masih tertinggal di dalam kamar hotel.
Kapolri menyatakan, hingga kemarin operasi motif masih diselidiki. Kejadian ini membuat Jakarta ditetapkan dalam status siaga I.
Sumber: http://www.solopos.co.id

Pelajaran Hidup

Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu ...

sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.


Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan ..
sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang ...
sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ...
sebagai balasannya ... kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..
sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ...
sebagai balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU .!"

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ...
sebagai balasannya .. kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ...
sebagai balasannya .. kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu ..
sebagai balasannya .... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantar mu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ...
sebagai balasannya ... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu ke bioskop ...
sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ...
sebagai balasannya . kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya ...
sebagai balasannya ... kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan ...
sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ...
sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...
sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting ..
sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman

waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA..
sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertana .
sebagai balasannya ... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen

Waktu kamu berumu r 20 tahun, dia bertany a "Darimana saja seharian ini?"..
sebagai balasannya ... kamu menjawab "Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang."

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu .
sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi ...
sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bias main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu .
sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ...
sebagai balasannya ... kamu mengeluh "Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu ..
sebagai balasannya . kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu ... sebagai balasannya ... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."

Waktu kamu berumur 40 tahun, dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu ...
sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali,nggak ada waktu."

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu...
sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya



dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam


MAKA .
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA .. BERIKA NLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

http://forum.wintersat.com/hikmah-motivation-inspired-story/507-pelajaran-hidup.html