Jumat, 24 Juli 2009

Stereotip Bunga rampai


Dipagi yang teramat pagi ini, ku membayangkan sebuah keindahan sebuah bunga yang sirna karena tak ada yang merawat. Menyirami di pagi hari, memandikan cahaya mentari pagi, dan mengembalikan di saat senja tenggelam. Bunga itu tak terawat hingga akhirnya mati dikerubuti lalat. Kasihan......


Bunga rampai di pinggir jalan
Keindahan yang telena di terpa pelintas
Haus akan kemegahan dunia
Lapar akan kenikmatan sesaat

Bunga itu telah lama mati
Keindahannya diserahkan pada pemulung
Haus akan kemenangan
Lapar akan waktu yang tersisa

Bilamanpun kau tersirami
Keindahanmu tetap musnah dan tampak
Layu di tengah kesuburannya
Tergelatak begitu saja di sampar sandal

Terseok diantara sejuta kesenangan
Kamuflase sebuah kebahagiaan
Mengikhlaskan semua demi kepuasan itu
Menendang nurani, menelanjangi budi pekerti

Sungguh sebuah kemalangan
Sungguh sebuah kekhilafan yang di sengaja
Sungguh sebuah fikiran sesaat
Sungguh sebuah kemenangan sesaat
Sungguh sebuah tindakan yang sia-sia

Kasihan orang yang menemu bunga itu
Kasihan orang yang merawat bunga itu
Kasihan orang yang meluangkan waktunya
Kasihan bilama orang itu tak pernah tau

Kebahagianmu telah terampas pengalamanmu

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar sesuai dengan isi artikel.