This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 23 Juli 2009

Segala macem theklek... (dari teman)

Theklek asli
: dari kayu, tinggal dikasih bandhat, atau bendrat, kadang malah potongan ban bekas, kalo dipake jalan bunyinya klethak klethe, mbrebegki...


Theklek tradisional
Theklek kecemplung kalen, timbang golek aluwung balen

Theklek ra gelem kalah
Theklek kecemplung laut, timbang golek aluwung ngrebut

Theklek kuempruohe puooolll...
Theklek midak tembelek, rasah golek teko dhewek :-)

Theklek nyasar...
Theklek temangsang nang wit kurma(o), sing digolek anak e wis lima(o)
[nek siji yo isih mikir-mikir...]

Theklek ngiman...
Theklek seko kayu glugu, siji digolek entuk e malah telu
[borong sisan, dab...]

Theklek bluluk...
Theklek sejinah ditumpuk, golak golek ra entuk-entuk

Theklek setia...
Theklek apik diblandhangne (dicolong), timbang golek luwung ngenteni randhane...
[DJARUM, dab... Demi Jandamu Aku Rela Untuk Mu]

Theklek kampret
Theklek kecemplung kali ra iso nglangi, timbang golek mendhing nggowo lari sing dicomblangi...
[ra toto nek jaman semono hare...]

Theklek melas...
Theklek ra iso di las, sing di golek jebul e ra nggagas blass...

Theklek idealis
Theklek dibrakoti tapir, ra golek golek malah mung kakehan mikir...
[mikir thok... ra ono realisasine...]

Theklek low profile
Theklek ora ono sing seko bumbung, bar ketemu olehe golek jebul gak wani nembung

Terorisme dan "hobi"


Juma'at 17 Juli 2009, pagi pukul 9 aku menhidupkan televisi yang terdapat di dalam buffet tua, TV 14" yang slalu setia menemani waktu senggangku. Mulai aku acak saluran yang sesuai dengan keinginanku.

Dari dalam televisi itu aku mendengar seorang wanita yang berbicara, ya Anchor berita salah satu televisi swasata Indonesia, samar-samar aku mendengar "bom meledak lagi di hotel JW Marriott dan hotel Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Jumat, 17 Juli 2009 pukul 07. ..."

Wow.......... jeritan, kebencian, teriakan, dan segudang pikiran campur aduk dalam hati ini. Ini tidak mencerminkan lagu bang Roma "cukup satu kali kehilangan tongkat cukup satu kali..." setelah guncangan 2003, kenapa hal yang sama terulang kembali di tempat yang sama, apakah SOP pengamanan sudah dijalankan dengan semestinya? atau para pelaku lebih pandai? apa metal detector nya tak berfungsi? banyak pertanyaan yang tidak bisa terjawab saat itu.

Aku yakin sebagian besar bisa dikatakan mendekati 100% rakyat Indonesia mengecam dan mengutuk tindakan bondoh itu, tindakan yang membawa sebuah penderintaan khususnya keluarga korban ban umumnya rakyat Indonesia. Sebuah tindakan bodoh, (mungkin) emosi sesaat yang menimbulkan efek yang berkelanjutan.

"Korban" pertama dari kejadian ini adalah para pencinta klub sepakbola Manchester United, yang sedianya akan bertandingan melawan Indonesia All Star dalam rangkaian Tour Asia 2009, bagaikan nasi telah menjadi bubur, semua persiapan telah terlaksana dengan baik, panitia, lokasi, raounding acara dan semua tetek bengek guna menyambut kedatangan para pemain MU. 3 hari sebelum hari H (tanggal 20 Juli 2009) semuanya kacau, semuanya menjadi berantakan dan pupus sudah harapan sebuah team berkelas dunia tampil di negeri tercinta, di stadion kebanggan kita.

Bagaimanapun itu adalah perbuatan keji dan tak manusiawi, tapi lantas apa yang selama ini kita (khususnya aparat yang berwenang) lakukan? tindakan preventif apa yang telah di terapkan? berhasilkah, adakalanya perlu mengupgrade tindakan itu. Petugas keamanan sekelas hotel Marriott pastinya sangat mumpuni, dengan SDM dan fasilitas keamanan yang terbaru. Jika begini berarti bisa disimpulkan, teroris lebih pintar dari petugas keamanan dong? bisa ya dan bisa tidak.

Teror, ya teror buat kebanyakan orang adalah sebuha hal yang menakutkan dan mengerikan. Tapi jawaban yang berbeda jika kita lontarkan ke orang yang hobinya membuat teror, itu adalah "pekerjaan" yang menurut dia bisa di pertanggungjawabkan dihadapan yang pencipta yaitu Allah SWT, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pimpinan kelompok terorisme tersebut. Ini adalah sebuah kemenangan buat mereka, dan tentunya mereka telah merasa berhasil dan sukses dengan jadwal yang telah di tetapkan.

Kenapa di negeri yang penuh dengan kekayaan alam, budaya dan kedamaian ini selalu tercipta sebuah teror bom. Apakah ini dampak dari sistemp pemerintahan yang mawut, sistem birokrat yang sekarat, ataukah karena budaya korupsi kolusi dan nepotisme di pelihara dan dianak pinakkan? yah... semoga dengan kejadian ini semua bisa terungkap, siapa, mengapa mereka melakukan hal seperti ini. Seberapa hebatnya effek kejadian bom ini, ada yang lebih jauh membunuh lagi yaitu Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Jika Tripartit itu tidak segera ditumpas bom-bom lain akan bermunculan dan semakin banyak.

Jadikan negeri ini yang berpadangan Ketuhanan dan Kemanusiaan jangan dijadikan pandangan kehartaan.

Gibah yang diperbolehkan

Menurut bahasa, kata gibah berasal dari al-ghib (tidak tampak). Makna gibah berkembang jadi bergunjing atau membicarakan aib orang yang tidak disukai. Gibah merupakan penyakit jiwa yang destruktif (berbahaya).

Hukum gibah adalah haram. Tidak ada pengecualian mengenai perbuatan ini kecuali bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat seperti beberapa hal atau kasus sebagai berikut:
1. Orang yang mazhlum (teraniaya) boleh menceritakan dan mengadukan kezaliman orang yang menzaliminya kepada seorang penguasa atau hakim atau kepada orang yang berwenang memutuskan suatu perkara dalam rangka menuntut haknya.
2. Meminta bantuan untuk menyingkirkan kemungkaran dan agar orang yang berbuat maksiat kembali ke jalan yang benar.
3. Memperingatkan kaum muslimin apabila ada perawi, saksi, atau pengarang yang cacat sifat atau kelakuannya, menurut ijma ulama, seorang muslim boleh bahkan wajib memberitahukannya kepada kaum muslimin. Hal ini dilakukan untuk memelihara kebersihan syariat.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda, “Setiap harta, kehormatan, dan darah seorang muslim adalah haram atas muslim lainnya. Cukup buruklah seseorang yang merendahkan saudaranya sesama muslim.”
Beberapa hal yang dapat menjauhkan seseorang dari gibah:
1. Merasakan apakah yang dibicarakan itu termasuk gibah atau bukan. Caranya dengan membayangkan seandainya orang yang dibicarakan itu mendengar apa yang ia bicarakan, jika dia merasa tidak senang maka itu adalah perbuatan gibah.
2. Setelah mengetahui haramnya gibah,berusahalah semaksimal mungkin untuk menjauhinya yaitu dengan menyeleksi apa yang akan dikatakan.
3. Menelaah, merenungkan, dan meyakinkan diri sendiri bahwa dengan membicarakan kejelekan orang lain sebetulnya itu sama sekali tidak akan menambah derajat seseorang.
4. Menyadari bahwa seseorang yang dibicarakan kejelekannya itu sebenarnya adalah saudaranya sendiri, bukan musuh yang harus dihujat atau pun dicela.
5. Jika diajak membicarakan kejelekan orang lain, seorang muslim harus menyadari bahwa ada dua kemungkinan tentang orang yang menggunjing, pertama karena dia belum tahu haramnya gibah menurut Islam atau kemungkinan kedua yaitu dia sedang khilaf tanpa sengaja telah menggunjing. Maka berusahalah untuk menghentikannya secara makruf tanpa menyinggung perasaannya. Caranya, ingatkanlah secara lisan bahwa gibah itu dilarang.
Jumhur ulama berpendapat, cara yang mesti ditempuh oleh orang yang bertobat karena menceritakan saudaranya ialah hendaknya dia menghentikan perbuatan itu dan bertekad tidak akan mengulanginya. Sebagian ulama men-syaratkan pula untuk meminta maaf kepada orang yang telah digunjingkannya itu. Adapun yang lainnya mengatakan bahwa tidak menjadi syarat baginya meminta maaf kepada orang itu. Karena bila dia memberitahukan kepada orang itu tentang gunjingannya, barangkali ia akan merasa lebih sakit daripada dia tidak mengetahui apa yang telah dipergunjingkan orang terhadap dirinya itu.