This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 28 April 2008

Keutamaan Do'a

Saya akan memberitahukan tentang keutamaan doa buat seluruh insan, silahkan anda baca, pahami dan resapsi serta dilaksanakan. Doa merupakan obat yang paling mujarab untuk manusia yang beriman dan bertaqwa.

  1. Do'a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi)
  2. Do'a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya'la)
  3. Akan muncul dalam umat ini suatu kaum yang melampaui batas kewajaran dalam berthaharah dan berdoa. (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Penjelasan:Yakni berdoa atau mohon kepada Allah untuk hal-hal yang tidak mungkin dikabulkan karena berlebih-lebihan atau untuk sesuatu yang tidak halal (haram).
  4. Do'a seorang muslim untuk kawannya yang tidak hadir dikabulkan Allah. (HR. Ahmad)
  5. Jangan mendo'akan keburukan (mengutuk) dirimu atau anak-anakmu atau pelayan-pelayanmu (karyawan-karyawanmu) atau harta-bendamu, (karena khawatir) saat itu cocok dikabulkan segala permohonan dan terkabul pula do'amu. (Ibnu Khuzaimah)
  6. Rasulullah Saw ditanya, "Pada waktu apa do'a (manusia) lebih didengar (oleh Allah)?" Lalu Rasulullah Saw menjawab, "Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam)." (Mashabih Assunnah)
  7. Do'a yang diucapkan antara azan dan iqomat tidak ditolak (oleh Allah). (HR. Ahmad)
  8. Bermohonlah kepada Robbmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman (hadits Qudsi): "Barangsiapa berdo'a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do'anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa-dosanya." (Ar-Rabii')
  9. Ada tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang dizalimi (teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera." (HR. Tirmidzi)
  10. Barangsiapa tidak (pernah) berdo'a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)
  11. Apabila kamu berdo'a janganlah berkata, "Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki." Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang dikehendakiNya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim)
  12. Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah 'Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do'amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)
  13. Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah 'Azza wajalla turun ke langit bumi dan berfirman : "Adakah orang yang berdo'a kepadaKu akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa- dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?" Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh). (HR. Ahmad)
  14. Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada do'a. (HR. Ahmad)
  15. Tiga macam do'a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa kedua orang tua, dan do'a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik). (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
  16. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa. (HR. Al Hakim)
  17. Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)
  18. Barangsiapa mendo'akan keburukan terhadap orang yang menzaliminya maka dia telah memperoleh kemenangan. (HR. Tirmidzi dan Asysyihaab)
  19. Ambillah kesempatan berdo'a ketika hati sedang lemah-lembut karena itu adalah rahmat. (HR.Ad-Dailami)
  20. Ali Ra berkata, "Rasulullah Saw lewat ketika aku sedang mengucapkan do'a : "Ya Allah, rahmatilah aku". Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, "Berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi." (HR. Ad-Dailami)
  21. Berlindunglah kepada Allah dari kesengsaraan (akibat) bencana dan dari kesengsaraan hidup yang bersinambungan (silih berganti dan terus-menerus) dan suratan takdir yang buruk dan dari cemoohan lawan-lawan. (HR. Muslim)
  22. Tidak ada manfaatnya bersikap siaga dan berhati-hati menghadapi takdir, akan tetapi do'a bermanfaat bagi apa yang diturunkan dan bagi apa yang tidak diturunkan. Oleh karena itu hendaklah kamu berdoa, wahai hamba-hamba Allah. (HR. Ath-Thabrani)
  23. Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

Ke-tahuan....

Tidak semua yang tau mengetahui ketahuan mereka, asap takkan ada ketika api musnah. Hidupkan kehidupan ini kembali, peradaban yang sebenarnya membunuh kehidupan ini, senantiasa dinanti tapi andai kau tau peradapan harusnya kita benci dan caci.

Kita hidup sekarang telah tersistem oleh peradapan halnya strategi perang telah terangkum dalam hidup sekarang ini. Hidupkah anda, mimpikah anda, terjagakah anda, ya, di sini, sekarang dan waktu ini, tapi besok, lusa, bahkan detik berikutnya masihkah ada sebuah perumpamaan yang terbuat dari batu apung. Mengambang.

Jejakkan langkah sebelum terlambat, pandangi malam gelap, sendiri, temukan setiap arti pergerakan malam, jangan sesali setiap kejadian di pagi hari. Angin telah terlelap jauh di dalam hutan belantara, kesegaran dan kebersihannya telah di tinggalkan disana tanpa ada seorang yang menyangka sebenarnya angin telah memberi pertanda akan datangnya bahaya di sekitar kita. Hembusan itu datang lagi ketika keterlelapannya terjaga oleh kita –dalam artian tidak semua kita, tapi sudah kebanyakan dari kita- yang melintas tanpa basa basi. Surga kita telah dirusak oleh kita sendiri, kaum, sebutlah begitu adanya hanya sepenggal pengetahuan dari tak terhingga pengetahuan dan fungsi yang menjadikan seperti ini.

Jika di Tanya mengapa? Jawaban mereka tak sama dengan jawaban kita, bicara mereka kasar, bicara mereka merusak, bicara mereka memusnahkan, ya, itulah bicara mereka, dan itu hak mereka. Apa kita juga telah seperti mereka, ya, duluan kita, ada dan tiada dari hukum itu telah menjadikan mereka meminta dari apa yang sebenarnya jadi hak mereka, kita tidak bisa mengambil dari apa yang mereka punya.

Hidup mati senang susah dan segala keterbalikan di sini telah diprasastikan tuhan, kita hanyalah sebatas item yang terlengkap yang terdapat di sini, buktikan kalu semua itu berjalan beriring, berdampingan satu sama lain melengkapi. Cerminkan diri kita pada mereka, semakin jauh semakin sedikit sebaliknya dengan keadaan kita. Harusnya semua mengetahui dan memahami dengan apa yang terjadi saat ini, semakin tua. Ya, semakin tua. Semua. Mari peradaban ini kita luruskan menjadi satu kesatuan, terpadu melengkapi peradapan yang semakin tak karuan. Hidupkan kehidupan kembali, peradapan biarlah terjadi dengan jati diri peradapan, kita dan mereka harusnya bersalaman tanda perdamaian telah tercapai.

Selamanya tak bisa kita bermusuhan dengan peradaban jika kita, ya, maka diri sendirilah yang sebenarnya dimusuhi. Thinking is confusing. It doesn’t matter if we can handle it.




Pertahankan Hidup...

Hamparan debu menaungi panasnya siang yang seakan marah akan kerasnya mesin-mesin. Di sini semua merasa ingin dan keluhan terus terucap dari kedua bibir, hamparan sinar matahari selalu memberi lebih panas dari jam ke jam berikutnya.

Sejenak terlihat pandangan kosong bocah kecil dan lusuh dari seberang jalanan, terlihat murung dan membisu seakan ingin muntahkan emas berlian. Sejenak bermimpi tidaklah sanggunp ia jalani, hanyalah sepotong gulali pemanis dari kehidupan. Semakin lama kita disni seakan membuncah pikiran, menerawang jauh diawan di padang siang gersang.

Sebuah kejadian menyebabkan kejadian lain, hampa terasa saat kejadian itu tak cepat terproses dan dipojokkan dengan keadaan. Di sini semu terasa kosong, mlompong, tak terdapat sebutir harapan yang membangun semangat tuk pergi. Mungkin hanyalah sebatas angan yang membuncah tanpa terproses oleh waktu, saat ku bertanya benarkah kehidupan itu punya roda, benarkah roda kehidupan itu berjalan, dan kemana arah tujuan dari roda-roda itu mengantarkan sang majikan. Si kecil itu tak punya roda, melihat saja seakan enggan, apalagi menapaki jalanan pagi. Dia selalu dan selalu melihat hamparan debu menaungi panasnya siang, dan selalu merajai seberang jalanan. Bahagiakan ini semua, tidak, salahkan tipuan mata lahir, bukan padangan sekejap para pengguna jalan namun lebih pada isi dari kehidupan yang dia jalanin, kehidupan dan kekurangan yang sangat menyebabkan dia berusaha membahagiakan kehidupannya sendiri dengan caranya sendiri. Segelintir dari kita ingin meluangkan waktu tuk berbagi, maklumlah penebar air mata jalanan ini menangis terharu dan tersipu depu. Mereka tak merasakan itu, bermain dengan mobilan dari kelupasan aspal. Bahagia. Kudapatkan pancaran itu dari dia, bukan tidak tetapi belum kita menulis dari apa yang kit abaca. Bacalah tanpa henti keadaan ini, terasa sia-sia, semua harus mendapatkan kesempatan dari sekecil apapun lubang itu.


Permainan di balik permainan

Setiap langkah harus mempunyai arti dan tanggung jawab, tidak serta merta harus mengalihkan arti dan tanggung jawab terhadap orang atau pihak lain.

Sekedar berbagi rasa tiga orang sahabat yang tinggal di sebuah desa di kabupaten penghasil susu Superboy alias Boyolali. Setiap pekan mereka meluangkan waktu sekedar untuk kumpul bersama setelah 6 hari tidak bertemu dikarenakan kesibukan masing-masing.

Cahaya yang paling tua diantara tiga sahabat itu merupakan pegawai swasta di sebuah pabrik swasta, dia sudah mempunyai isteri dan satu anak, Arka merupakan teman dekat Cahaya juga sudah bekerja wiraswasta sebagai pedagang mie ayam, sedangkan Icay yang paling muda di antara mereka yang masih kuliah di kota pelajar Yogyakarta. Ketiga sahabat itu tidak lupa untuk meminta izin sang waktu untuk mengadakan rapat rutinitas seputar masalah mereka semua. Arka, walaupun hanya berprofesi pedagang mie ayam tetapi kemampuan menganalisa masalah sangat dalam, tetapi kurang bijak dalam menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Sedangkan Icay pemuda yang masih kental dengan darah mudanya, dia adalah salah satu aktifis di kampus dan dalam hal akademik dia adalah pemenangnya, Cahaya, bisa dikatakan berperan sebagai penasihat, karena selain dia yang paling tua, walaupun tidak terlampau jauh usia mereka, tetapi pemikiran dan sikap bijaksananya selalu ditunggu teman-temannya untuk memcahkam masalah yang ada, masalah mereka bertiga, masalah lingkungan, kehidupan, social, olahraga bahkan masalah negara dan banyak lagi pembicaraan mereka. Bisa dikatakan meraka hanya sebagai pengamat, penggagas dan pemecah masalah, walaupun hanya dalam diskusi internat mereka.

Suatu ketika Icay yang sangat gemar dengan olahraga khususnya sepakbola, di rumah, di kampus, di manapun dia berada tidak pernah lepas dengan yang berbau bola, baik berita-berita terkini atribut tim kesayangan bahkan sampai dengan impian dia ingin menjadi seorang pemain professional. Begitupun saat mereka kumpul pada hari sabtu sore di cakruk desa, mereka sangat asyik ngobrol tentang dunia sepakbola, Icay yang notabenya pendukung maniak klub sepakbola Macan Tutul bangga dengan timnya karena dapat menembus final liga. “kemaren lihat ndak pertandingan Macan tutul melawan Singa Waras?” Tanya Icay kepada Arka, “yah…saya nonton, tapi….” Sebelum Arka menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Icay langsung menyambar “tidak usah tapi tapian yang jelas timku menangkan, gol yang diciptakan Bakwan sangat indah, bahkan BLI menyatakan itu adalah gol terindah tahun ini.”

“walah… kamu Cay… kebiasaan buruk masih dipelihara , dengerin teman bicara selesai baru gentian kamu yang angkat bibir,” sela Cahaya, “iya kamu Cay ndak menghormati orang,” Arka menyeringai. “mengomentari pertandingan kemarin!” sambil nyedot rokok yang baru di sulut “wusss….” Asapa rokok Arka mengepul “saya paham bahwa team kamu baik, tapi lihat dulu apa, bagaimana dan siapa yang dapat membuat team kamu memenangkan pertandingan itu.”

“ya… jelas si Bakwan dong, dia yang membuat gol tunggal ke gawang Singa Waras?” dengan nada kemaki dan sajak ngece.

“bukan masalah golnya, tapi coba lihat prosesnya” jawab Arka.

“prosesnya bagaimana, hla wong itu sah dan hasil akhir juga mengesahkan gol itu?”

“Ok..ok... dalam peraturan itu sah tapi apakah kamu tidak tahu apa peyebabnya gol itu sah, pasti kamu ndak tau kan?” timpak Arka.

“jelas saya tau dong, setelah mendapat assist dari Arep, si Bakwan langsung menyundul bola dan akhirnya masuk kegawang Karto, iya to?”

Di tengah-tengah asyiknya obrolan, “ada apa to ini, kelihatanya asyik banget, nih saya buatkan kopi hangat dan blanggreng,” seloroh isteri cahaya dai balik cakruk. Memang cakruk desa tepat dipojok depan pekarangan rumah Cahaya. “terimakasih atas minumnya, ma” kata Cahaya yang dari tadi belum tampak mengeluarkan kata, “iya terimakasih hlo mbak yu, nanti kalo habis saya minta lagi ya” Icay menegaskan, “halah kamu cay..cay… kalo ada makanan aja semangatnya, tapi saya juga senang, besok buatin lagi ya Yul…?” canda Arka. Kemudian isteri cahaya yang bernama yuli masuk ke dalam rumah bersiap untuk memandikan anaknya yang masih kecil, namanya Laila.

“sampai mana tadi pembicaraan kalian?” Tanya cahaya kepada icay dan arka.

“kalo tidak salah sampai proses gol, benar ndak ka?” jawab Icay, kemudian balik bernya kepada Arka. “seratus buat Icay” canda Arka.

Sambil menyruput kopi hangat dan makan blanggreng (ketela pohon di goring) Cahay mulai angkat bicara “yang dimaksud oleh Arka itu gini hlo cay” sambil menggak kopi hangatnya “kita lihat prosesnya itu jangan semata-mata hanya ditilik dari keadaan visulanya, tetapi kita coba meraba sampai jauh kedalam, yang kebanyakan orang tidak tau, permainan apa yang terdapat di balik permain sepakbola itu?”

“wah…wah…semakin tidak tau aku ini, apa maksud kalian, apa karena aku belum gaduk kuping ya?” kata icay sambil menggaruk-garuk kepala.

“sekarang kita lihat apa yang diperbuat team kamu, bagaimana kinerja team kamu dan siapa saja yang bekerja di team kamu?” kemudian cahaya melanjutkan. “apa yang diperbuat maksudnya, tidak hanya pemain tetapi pengurus tem juga bekerja, sama berat bebannya dengan pemain, walaupun yang paling menentukan adalah pemain, pengurus misalnya, bak diplomat ulung mereka juga melobi penggede lembaga sepakbola kita untuk dapat mencapai prestasi yang maksimal.” Terlihat Icay menggu-manggut pertanda paham. “terus bagaimana, yang dimaksud arka adalah bagaimana caranya dapat mencapai prestasi maksimal, mereka yang terdapat di balik layer team berkerja mencari cara yang cepat dan mudah untuk memenangkan setiap pertandingan, mereka melobi perangkat pertandingan, seperti pengawas, wasit dan hakim garis,” terlihat Icay menikmati penjelasan Cahaya sambil minum kopi dan makan blanggreng. “kemudian siapa, di sini kita melihat siapa saja yang bermain di balik layer, biasanya mereka adalah pemilik atau penggede klub tersebut yang dengan berani memberika sejumlah sesuatu untuk perangkat pertangingan dan pengurus sepakbola negeri ini, kalian tau sendiri kan budaya sogok menyogok belum bisa hilang dari negeri ini?” “mungkin kamu sudah jelas dengan penjelasanku?” Tanya Cahaya sambil menatap Icay.

“siap bos… jelas 100 persen, saya tidak tau hal-hal semacam itu, tapi sebagai pendukung saya hanya dapat menikmati pertandingannya dan menikmati ketegangan2 yang tercipta di dalamnya. Saya tidak mau tau dengan permainan dibalik permainan, saya hanya menjalankan funsi supporter tanpa berbuat anarkis, namanya permainan kalah menang sudah biasa,” cerocos icay panjang lebar sok bijaksana.

“Hnah… yang saya maksud tadi begitu cay, prosesnya itu seperti itu, tidak murni pemainnya saja, dan tidak hanya sepakbola Indonesia saja, pun negara maju juga berbuat demikian, bahkan bisa lebih,” sambung Arka.

Tak terasa waktu sudah beranjak petang suara sang muadzin pun sudah lantang terdengar itu pertanda waktu sholat mahrib sudah tiba, maka bergegaslah ketiga bersaudara tadi pulang kerumah masing-masing dan bersiap untuk menjalankan ibadah.


Preambul......

Manusia hidup untuk berjuang, perjuangan di mulai awal terlahir di dunia sampai nanti tutup usia. Life is struggle.

Tak terasa 26 tahun sudah aku terlahir di dunia ini, berbagai macam kisah telah aku lalui, sedih, tertawa, senang, menangis, literatur hidup sebagian telah aku lalui bersamaan dengan jalannya sang watu.

Sekarang telah banyak kisah manusia yang sukses banyak pula cerita manusia yang menderita, tapi masih sedikit hikayat manusia yang mengalali kehidupan yang pas-pasan. Lurus, mujur dan bisa dibilang bahagia dan bisa dibilang susah. Kehidupan yang terlihat ambigau. Naik turun kehidupan pernah aku lalui, kehidupan di dunia ini hamper semua sudah aku lalui, lahir, sunat, menikah dan yang terakir tinggal menunggu giliran untuk mati. Diceritakan orang tuaku bahwasannya anak itu harus manut miturut sama orang tua, tanpa seizin orang tua maka semua tindakan dan usaha tidak akan pernah berhasil. Setiap langkah kan slalu ku renungkan makna itu, mereka merupakan teman, teman hidup di dunia, statuslah yang membedakan kita dan mereka, saya (sebagai anak) berkewajiban memuliakan dan menghormati apapun dan siapapun dan bagaimanapun keadaan hidup mereka. Orangtua tetap orangtua, dihormati tak boleh dimaki, njunjung dhuwur mendem jero wong tuwo, itu kata bijak jawa.

Terlahir sebagai anak seorang petani, hidup sederhana dikampung jauh dari kota, desa ku tak terlalu ketinggalan jika dibandingkan dengan daerah lain, bisa dibilang desaku desa yang makmur. Setiap kali berjalan pasti menemukan kayu yang berserakan dan suara mesin menderu mencaci maki kayu yang sangat a lot.


Tobe Contiued