Sabtu, 18 Juli 2009

Jakarta dibom, 9 tewas

Ibukota Jakarta kembali diguncang ledakan bom, Jumat (17/7) pagi. Restoran Airlangga Hotel Ritz Carlton dan Syailendra Hotel JW Marriott luluh lantak akibat dibom sekitar pukul 07.45 WIB.


Sedikitnya sembilan orang dilaporkan tewas dan 52 lainnya terluka akibat insiden yang menampar muka Indonesia menjelang pertandingan Manchester United (MU) melawan tim Indonesia All Star yang sedianya digelar, Senin (20/7) itu. Karena insiden itu, pihak MU akhirnya membatalkan datang ke Indonesia.
Enam orang ditemukan meninggal di JW Marriott, dua di Ritz Carlton sedangkan satu orang meninggal saat dirawat di RS.

Di antara korban tewas adalah Presiden Direktur Holcim Timothy Mackay dan Commercial Manager PT Thiess Contractors Indonesia Garth McEvoy, Natan Verity, 39, asal Australia, Arnold (Singapura), Darmanto (Indonesia) sementara jenazah lain belum teridentifikasi.

Dua dari delapan orang yang meninggal di lokasi kejadian diduga kuat sebagai pelaku bom bunuh diri tersebut. Para korban dibawa ke RSCM Jakarta, Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dan RS Medistra.
Menurut data di kepolisian, ledakan pertama terjadi pukul 07.45 WIB di Restoran Airlangga Hotel Ritz Carlton di Jl Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Beberapa menit kemudian terjadi ledakan lebih dahsyat sehingga mengakibatkan bagian depan hotel hancur berantakan.

Sekitar pukul 07.47 WIB, ledakan terjadi di Restoran Syailendra Hotel JW Marriott dan mengakibatkan kondisi tak kalah parah. Para korban rata-rata ditemukan dalam kondisi berlumuran darah akibat terkena pecahan kaca dan serpihan bom. Beberapa korban bahkan ditemukan dalam kondisi tubuh tidak utuh.

Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, memastikan dua orang yang ditemukan tewas di lokasi kejadian adalah pelaku bom bunuh diri. ”Dari olah TKP didapatkan fakta dua pelaku bom bunuh diri,” kata Bambang.
Menurutnya, tim Disaster Victim Investigation (DVI) Mabes Polri tengah melakukan pemeriksaan terhadap identitas pelaku. ”Dua pelaku sedang dalam pendalaman identitas karena di Ritz Carlton, TKP dalam keadaan utuh. Di JW Marriott batok kepalanya lepas, tapi masih bisa diidentifikasi,” lanjutnya.

Menginap
Kapolri menyebut, pelaku yang mengebom JW Marriott berinisial NA menyewa kamar 1808 di lantai 18 selama satu pekan. Sumber di kepolisian mengungkapkan, NA bernama lengkap Nurdin Aziz. Kamar 1808 itu dijadikan posko para pelaku bom bunuh diri. Sama seperti halnya pelaku bom di JW Marriott, pelaku bom bunuh diri di Ritz Carlton juga menginap di hotel tersebut. ”Ada kemungkinan itu, kami masih menelusuri,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Chrysnanda di lokasi kejadian.

Kapolri menambahkan, pelaku peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton identik dengan jaringan terorisme yang telah ditangkap polisi di Cilacap dan Malang, beberapa waktu lalu. ”Untuk masyarakat di mana saja berada agar memberi info secepatnya apabila ada orang-orang yang tidak dikenal, karena ternyata seperti yang baru saja kami ungkap di Cilacap dan Malang, ada pelaku yang bomnya kami temukan identik dengan yang di sini.”

Terpisah, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna mengatakan, meski para pelaku telah menginap cukup lama di hotel, namun bom yang diledakkan diracik di luar. ”Mereka tidak meracik di dalam. Mereka membawa dari luar,” ujar Kadiv Humas.
Nanan Sukarna mengatakan, bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton memiliki daya ledak rendah (low explosive). Jenis bom yang digunakan sama untuk dua lokasi tersebut.

Berdasarkan pantauan kemarin, di sekitar hotel, sedikitnya sembilan mobil ambulans dan dua mobil pemadam kebakaran terus berjaga-jaga. Sementara tim gegana dan tim reserse Polri terus menyisir hotel guna mencari bahan peledak lainnya. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono menyatakan pihaknya berhasil menjinakkan bom rakitan di kamar 1808 Hotel JW Marriott.
”Bom langsung dapat diurai, dan isinya bubuk hitam low explosive dan terdapat mur-mur,” katanya.

Dikatakan dia, bom yang ditemukan memiliki jenis yang sama dengan yang berada di TKP pengeboman.
Guna mengusut kasus itu, polisi menyita circuit closed television (CCTV) di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton.
Dari rekaman CCTV, terlihat seorang lelaki misterius tiba-tiba berjalan cepat menuju restoran di lobi Hotel Ritz Carlton. Pria tersebut membawa dua tas hitam, mengenakan kacamata hitam, topi hitam dan jas hitam. Tas yang dibawa merupakan tas ransel yang dikenakan di depan serta tas travel bag yang diseret.

Diduga kuat pria yang terekam di CCTV tersebut adalah pelaku pengeboman. Sekitar 40 detik setelah pria tersebut datang, tiba-tiba terjadi ledakan besar di lobi hotel.
Guna penyidikan lebih lanjut, aparat Densus 88 Mabes Polri bergerak cepat dengan mengamankan dua saksi kunci peristiwa peledakan bom di Hotel JW Marriott. Saksi itu mengetahui bagaimana peristiwa bom bunuh diri terjadi.

Mereka masing-masing berinisial DAT dan BT. Keduanya saat ini masih menjalani perawatan di RS Jakarta, karena juga menderita luka. Kedua saksi ini mengetahui saat pria bertopi, berjaket, dan membawa tas bisa masuk dan meledakkan diri.
”CCTV itu dibawa ke Puslabfor Mabes Polri untuk diidentifikasi,” kata Kombes Pol Chrysnanda.

Pelaku bom bunuh diri dalam kondisi hancur lebur. Kepalanya terlepas dari tubuh. Kepala di Hotel Ritz Carlton rusak, karena batok kepalanya terkelupas. Wajah pelaku bom bunuh di Ritz Carlton agak sulit diidentifikasi. Sedangkan potongan kepala yang ditemukan di Hotel Marriott masih utuh. Foto potongan kepala yang ditemukan di Marriott inilah yang beredar lewat Internet.

Sementara itu, seorang warga Amerika Serikat, David Potter, 60, yang menjadi korban ledakan bom di Hotel JW Marriott dirujuk ke rumah sakit Singapura setelah sebelumnya mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Jakarta. ”Potter mengalami patah kaki kiri dan sudah dirujuk ke Singapura,” kata Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan, Rustam S Pakaya.

Luka sobek
Rustam menambahkan, ada seorang warga Kanada, Edward Thelsen, yang juga menjadi korban ledakan di JW Marriott dirujuk ke RSPP akibat luka bakar yang dideritanya. Menurut Rustam sebagian besar korban ledakan bom baik yang terjadi di Hotel JW Marriott maupun Ritz Carlton datang ke rumah sakit dengan luka sobek di sekujur tubuhnya.

Berdasarkan data sementara yang dikumpulkan, katanya, total korban cidera ledakan bom berjumlah 55 orang dengan perincian 39 orang ditempatkan di Rumah Sakit MMC Kuningan, 13 orang di Rumah Sakit Jakarta, satu orang di RSPP, satu orang di Rumah Sakit Medistra dan seorang lagi dirujuk ke Singapura.

Sementara itu, para tamu di hotel tidak diperkenankan mengambil barang-barangnya di kamar hotel pasca-ledakan bom yang terjadi Jumat pagi. Salah seorang tamu, Saprial, mengaku kesulitan saat mengambil barang-barang berharga miliknya yang masih tertinggal di dalam kamar hotel.
Kapolri menyatakan, hingga kemarin operasi motif masih diselidiki. Kejadian ini membuat Jakarta ditetapkan dalam status siaga I.
Sumber: http://www.solopos.co.id

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar sesuai dengan isi artikel.