Sabtu, 18 Juli 2009

Membuat kehidupan lebih Berarti....

Setiap orang memiliki sebuah kehidupan, nasib atau peruntungan, dan tentunya rutinitas sendiri-sendiri. Setiap orang tidak bisa sama persis dengan orang lain. Malam ini lebih tepatnya pagi ini saya merenung seorang diri, berapa lama saya hidup di dunia ini? dan kapa akan mngakhiri aktifitas hidup ini, 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun atau 50 tahun lagi? hanya DIAlah yang mengetahui segalanya.



Banyak di antara kita yang bergelut dengan rutinitas, ibu yang mengurus rumah tangga, bapak yang bekerja, anak yang bersekolah, kakek nenek yang berkebun dan seabrek rutinitas lainnya. Tanpa sadar kita melakukannya itu setiap hari, ketika pagi menjelang seluruh orang sibuk mengurusi persiapan harinya, ada yang mandi, ada yang masak, ada yang memanasi mesin, ada yang berolahraga dan ada pula yang baru bangun tidur. Setelah semua selesai dalam persiapan pagi, setiap orang beralih aktifitasnya Ada yang berangkat sekolah, ada yang membersihkan rumah, ada yang berangkat sekolah dan ada pula yang bertengkar, yah........ itulah sebuah kehidupan pagi.

Ketika semua telah lepas dari pintu dan halaman rumah suasana berganti meriah di jalanan, ada yang mengayuh sepeda, ada yang mengendarai motor, ada yang mengendarai mobil, dan kehidupan dijalanan seperti sebuah medan pertempuran, serong sana serong sini, belok kanan belok kiri, semua berjuang untuk menjadi pemenang jalanan. Kadang ada beberapa "musuh" kita yang tidak memperdulikan orang lain, ibarat sebuah pelakon kehidupan, ada yang jahat, ada yang methakil dan ada pula yang baik.

Ketika sampai di tempat aktifitas masing-masing, mereka melakukan aktifitasnya, ada yang memegang pulpen, ada yang memegang sabit, ada yang mengetik, ada yang maen game ada yang rapat ada yang melihat-lihat dan banyak aktigitas lagi sesuai dengan rutinitas mereka. Ketia sinar mentari telah tepat di ujung kepala, kebanyakan dari kita sibuk mempersiapkan diri untuk berleha-leha ada yang makan, ada yang cuman minum, ada yang berteduh, ada yang ke kantin, ada yang pergi ke hotel, ada yang bercanda, ada yang bersembahyang, dan ada pula yang masih tetap berkutat dengan aktifitasnya. pada dasarnya manusia selalu mencari sesuatu hal yang mengasyikan dirinya.

Setelah aktifitas yang kurang lebih 60 - 90 menit itu, mereka kembali lagi ke lubangnya masing2, ada yang meneruskan aktifitasnya, ada yang menunggu waktu, ada yang bercanda, ada yang belajar, ada yang membaca, ada yang baru pulang dari hotel dan seabrek aktifitas lainnya. Sehabis dering waktu telah berbunyi, mereka kembali berjuang di jalanan untuk menjadi seorang pemenang, ketika aku mengamati dari atas pohon yang tinggi, mereka bagaikan segerombolan semut yang diganggu oleh tangan jail kita, mereka masih kalah dengan kelakuan semut tanpa gangguan.

Mentari telah melambaikan tangan kepada kita, aktifitas telah berganti, ada yang mandi, ada yang minum kopi, ada yang bersantai melepas lelah di teras, ada yang jalan-jalan, ada yang menggendong anaknya, ada yang berjualan dan ada pula yang masih berkutat dengan aktifitasnya, semua kembali ke dalam pelukan malam, bagi orang yang beragama tak lupa untuk bersembahyang.

Sekarang mentari benar2 telah "mati" tugas mentari tergantikan dengan energi yang tersambungkan dengan konduktor untuk di teruskan ke alat yang di temukan oleh Thomas A Edison, terang, temaran, kerlap-kerlip dan sebagainya. Ada yang melihat tv, ada yang mendengarkan radio, ada yang internetan, ada yang Facebookan ada segudang aktifitas lainnya. Selepas cukup untuk aktifitas pengantar malam, mereka kembali ke peraduannya, tempat tidur. Dalam tidur kita masih di sibukkan dengan mimpi2 dan pergerakan jiwa kita, energi mengisi raga kita tuk kembalai esok pagi, terus, terus dan terus.

Seperti itulah kita, manusia, rutinitas, yah.... rutinitas itu selalu menyertai kehidupan, dimana kehidupan manusia sering tergadaikan, karena rutinitas itu, dan apakah kita akan selamanya begitu.

Memang itu adalah kehidupan tetapi bukan kehidupan dalam arti yang luas. Sebagai manusia jelas kita memiliki perbedaan dalam menjalankan kehidupan. Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas.

Kehidupan adalah kesempatan yang kita punyai untuk menggali potensi diri untuk orang lain. kehidupan adalah kesempatan di mana kita menyayangi orang2 yang ada di sekitar kita, orang tua, suami atau isteri, anak-anak kita, teman kita dan tentunya Tuhan kita. Kehidupan adalah kesempatan kita untuk berbagi buat sesama. Kehidupan adalah kesempatan kita untuk mencari ilmu belajar dan belajar untuk membuat semua menjadi indah. Kehidupan adalah kesempatan kita untuk selalu mengucap syukur atas kenikatan yang di berikan olehNya. dan kehidupan adalah kesempatan untuk kita menjadi orang yang lebih baik...

Kehidupan kita kadang kita sendiri tidak mengetahuinya, kehidupan ini akan selalu berjalan sampai akhirnya kematian akan memutus kehidupan di dunia ini. Apakah 10 tahun, 5 tahun, 1 tahun, 1 bula, 1 hari, 1 jam atau bahkan sedetik lagi kita akan mati. Selama kita masih di berikan kesempatan untuk hidup gunakanlah waktu itu untuk memadang sekeliling kita, masih banyak mereka yang di luar sana memerlukan bantuan kita, sharing, berbagi, memberi.

Meraka di sana menanti uluran tangan dan kedatangan kita, mereka menantikan semangat kita, orang tua, anak, isteri atau suami, tetangga, teman dan dan sesama saudara, serta Tuhan yang selalu menanti ucapak Syukur atas nikmatNya yang telah di berikan kepada kita.

Ketika masih di beri kesempatan bernafas jangan kita gadaikan kehidupan ini hanya pada rutinitas, ucapkanlah Syukur kepadaNya bahwa kita masih Hidup dan menjladi Kehidupan, jadikan kehidupan ini menjadi ibadah, semua berdasar pada aturan dan norma yang telah dibuatNya, mari kita menjalani kehidupan yang lebih berarti dan berkualitas. Semoga.............

/------------------------------Amien-------------------------------\

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar sesuai dengan isi artikel.