Sabtu, 18 Juli 2009

Rakyat Indonesia adalah KAMI semua (I)

Sudah beberapa hari dan berkali-kali iklan itu slalu mendengung stereo di kedua daun telinga ini, sebuah iklan pengharapan yang sangat apik. Di situ orang nomor satu di negeri kita tercinta, Indonesia, mengatakan pada intinya kita hidup di negara yang kaya raya akan sumber daya alam. Dimana di dalamnya terkandung berjuta mahkota bertahtakan emas 24 karat dan berlian.



Kita sebagai rakyat merasakan kebanggan tersendiri ketika mendengar sebuah orasi dari pemuka negeri ini yang mengungkap tentang kekayaan, dan keanekaragaman kebudayaan. Dari situ kita berfikir dan sesaat merasa menjadi orang yang bercukupan, sejahtera bahkan kaya, karena kita adalah pemilik dari negeri ini, dan pastinya karena kita adalah rakyat Indonesia.

Dari balik air kita memiliki banyak sekali kehidupan bawah laut yang menghasilkan jumlah banyak Rupiah, dari balik hutan kita menghasilkan banyak Rupiah juga, dan bari perut bumi kita, Indonesia tercinta ini, lebih banyak lagi menghasilkan banyak Rupiah, dan tentunya berjuta hektar tanah negeri ini bagaiakan surga dunia. Koes plus menuangkan tentang negeri ini dalam lagunya yang berjudul Kolam Susu, salah satu liriknya yang berbunyi "Tongkat kayu dan batu jadi tanaman" jangankan benih, tongkat kayu dan seonggok batu yang hanya di glethakkan saja bisa menjadi tumbuhnya kehidupan baru.

Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 tertulis "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat." Telah jelas sebenarnya, akhir dari semua hasil bumi pertiwi ini hanya untuk rakyat. Yang menjadi pertanyaannya adalah "Sampai saat ini, setelah 64 Tahun (17-8-09) kemerdekaan, apakah kita telah menikmati kemerdekaan dalam arti sesungguhnya?"
Jawabannya tergantung sang penguasa negeri ini.

Terlanjur terbentuk sebuah idiom, alir mengalir itu meninggalkan bekas. Dan itu telah terbentuk berpuluh2 tahun di kehidupan pemerintahan negeri ini, telah terjadi beberapa orde, yang terakhir order reformasi, dan idiom itu slalu hidup dan entah sampai kapan idiom itu dihidupkan. Sebagai rakyat jelata saya, kami, menginginkah sebuah pelaksanaan mandat UUD '45 dengan sesungguhnya, tanpa ada sebuah penyelewengan arti di dalamnya.

Fase ini yang dibutuhkan rakyat adalah satu ayat tersebut di atas, sebuah Undang2 Fondasi kekuatan negeri ini, Satu ayat itu lebih dari cukup bagi kami rakyat Indonesia, untuk bisa bangga dalam artian yang sesungguhnya sebagai warga negara Indonesia.

Teruntuk pemimpin negeri yang baru nanti, entah dimanapun posisi Anda, kami rakyat Indonesia mengingkan sebuah kepemimpinan yang mengejawantahkan pasal tersebut di atas. Rakyat Indonesia adalah kami, buka hanya dia, dia, dia, dan dia, tapi kami semua. Jadi mohon sekiranya, kesejahteraan itu juga diperuntukkan bagi kami.

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar sesuai dengan isi artikel.