Jumat, 11 September 2009

Dekil kecil tak berdosa

Hamparan debu menaungi panasnya siang yang seakan menghujat kerasnya raungan mesin jalanan kota. Terik sinar mentari selalu bertambah panas dari jam ke jam, di sini semua saling mendahului, tak peduli dengan situasi.

Tampak pandangan kosong bocah kecil dan lusuh dari seberang jalanan, murung dan membisu seakan ingin muntahkan emas berlian. Sejenak bermimpi tapi itu sanggunp ia jalani, hanyalah sepotong gulali pemanis dari kehidupan. Semakin lama kita disni semakin membuncah pikiran, menerawang jauh diawan di padang siang gersang.

Sebuah kejadian menyebabkan kejadian lain, hampa terasa ketika kejadian itu tak cepat terproses serta dipojokkan dengan keadaan. Di sini semu terasa kosong, mlompong, tak pun harapan yang membangun semangat tuk pergi. Mungkin hanya sebatas angan hampa tanpa terproses waktu, saat ku bertanya benarkah kehidupan itu punya roda, benarkah roda kehidupan itu berjalan, dan kemana arah tujuan dari roda-roda itu mengantarkan sang majikan.

Mungkinkah Si kecil itu punya roda, melihat saja dia seakan enggan, apalagi menapaki jalanan pagi. Dia selalu dan selalu melihat hamparan debu menaungi panasnya siang, dia raja seberang jalan. Bahagiakah dengan ini semua, tidak, silaukan tipuan mata lahir, bukan padangan sekejap para pengguna jalan namun lebih pada isi dari kehidupan yang dia jalani, kehidupan dan kekurangan yang sangat menyebabkan dia berusaha membahagiakan kehidupannya sendiri dengan cara dia sendiri. Siapa yang peduli?

Segelintir dari kita ingin meluangkan waktu tuk berbagi, maklum bila penebar air mata jalanan ini menangis terharu dan tersapu kabut asap, samar. Mereka tak merasakan itu, bermain dengan mobilan bahan kelupasan aspal. Bahagia, Kudapatkan pancaran itu dari dia. Bukannya tidak ingin berbagi tapi kita belum menulis rangkuman dan mempraktekkan dari apa yang kita baca. Bacalah tanpa henti keadaan ini, terasa takkan sia-sia, semua harus mendapatkan kesempatan dari sekecil apapun lubang kesempatan itu.

Dimana arti gemah ripah loh jinawi itu sekarang?

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar sesuai dengan isi artikel.